Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memperkirakan beban puncak kelistrikan di wilayah Jawa, Madura dan Bali atau Jamali akan mencapai 20 ribu Mega Watt (MW) pada hari H Lebaran 2021. Angka tersebut naik sekitar 3.000 MW dibanding beban puncak listrik pada Hari Raya Idul Fitri normal di tahun-tahun sebelumnya.
Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto WS mengatakan, prediksi tersebut muncul lantaran adanya larangan mudik pada masa Lebaran tahun ini.
Utamanya untuk pemakaian listrik di regional Jakarta dan sekitarnya, yang pada Lebaran sebelum-sebelumnya selalu paling rendah karena banyak ditinggal mudik oleh penduduknya.
Advertisement
"Jadi kalau beban terendah itu kita sekitar kalau Idul Fitri normal boleh mudik, itu 16-17 ribu MW. Nah ini kita prediksi 20 ribu MW, jadi ada kenaikan sekitar 3.000 MW lah dari kondisi kalau Idul Fitri normal," jelas Haryanto dalam sesi teleconference, Selasa (11/5/2021).
Haryanto melaporkan, kenaikan beban listrik selama Lebaran sendiri sebenarnya sudah mulai terjadi pada tahun lalu, ketika pemerintah pada saat itu juga melarang kegiatan mudik akibat pandemi Covid-19.
"Tahun lalu 19 ribu MW, tahun ini diprediksi 20 ribu lah. Jadi kita siapkan cadangan yang cukup selama Idul Fitri nanti," ujar dia.
Menurut catatan PLN, dia memaparkan, konsumsi listrik sebenarnya akan mengalami penurunan jelang mendekati Lebaran yang diperkirakan jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021. Beban pemakaian listrik baru akan kembali naik ketika kegiatan perkantoran berjalan lagi pada hari kerja pertama di pekan depannya.
"Jadi kalau kita lihat kurvanya tanggal 6 Mei kemarin itu terus turun. Dari angka 25 ribu MW turun bertahap sampai paling rendah hari H Lebaran tanggal 13 Mei, angka 20 ribu MW. Kemudian naik bertahap lagi dan normal hari Senin," tuturnya.
** #dilarangmudik
#ingatpesanibu
#DILARANG MUDIK
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada Larangan Mudik, Konsumsi Listrik Jakarta Bakal Naik 2 Persen
PT PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya memperkirakan konsumsi listrik Jakarta saat Idul Fitri mengalami kenaikan sekitar 2 persen, ini akibat adanya pelarangan mudik lebaran.
General Manager PLN UID Disjaya Doddy B Pangaribuam mengatakan, proyeksi konsumsi listrik Jakarta saat Idul Fitri mencapai 3.103 MW atau naik 2 persen dari kondisi konsumsi normal saat pandemi. Sedangkan hari ke dua lebaran diperkirakan mencapai 3.103 MW.
"Jadi itu yang kami proyeksikan," kata Doddy, di Jakarta, Sabtu (8/5/2021).
Kenaikan konsumsi listrik Jakarta saat Idul Fitri merupakan dampak dari larangan mudik lebaran. Biasanya sebelum pandemic terjadi konsumsi listrik Jakarta mengalami penurunan saat lebaran Idul Fitri karena sebagian mudik sehingga aktifitas masyarakat di Jakarta berkurang.
"Sebetulnya larangan mudik . Kita melakukan proyeksi Hari H lebaran kita proyeksikan naik sekitar 2 person," future Doddy.
Menurut Doddy, PLN UID Jakarta Raya telah melakukan sejumlah persiapan untuk menjaga kehandalan listrik Jakarta, termasuk antisipasi penanganan gangguan.
"Kami siap dengan seluruh dengan seluruh resource yang ada kami juga melakukan pengamanan supaya kejadian bisa support," ujarnya.
Advertisement
PLN Terus Pasarkan Kompor Listrik
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan, dengan penggunaan kompor listrik secara menyeluruh nantinya cadangan energi listrik nasional bisa dimanfaatkan oleh PLN lebih optimal.
“Dari sisi cadangan energi, listrik nasional mencapai 50 persen, artinya energi yang diproduksi PLN dapat dioptimalkan,” kata Dirut PLN Zulkifli, dalam acara Launching Penggunaan Kompor Listrik Induksi kepada seluruh pegawai Dewan Energi Nasional, Senin (3/5/2021).
Oleh karena itu, Zulkifli menyebut, Direksi PLN telah melakukan transformasi dari sebelumnya supply driven menjadi demand private. Sehingga PLN berubah dari sebelumnya sangat berorientasi pada supply listrik sekarang PLN sangat berorientasi kepada bagaimana meningkatkan demand listrik.
“Dan kompor induksi merupakan salah satu demand driven tersebut. Demand driver yang lain bagaimana PLN mensupport persiapan listrik bagi mobil maupun motor listrik,” ujarnya.
Sehingga banyaknya motor dan mobil listrik yang digunakan masyarakat Indonesia dengan sendirinya konsumsi listrik dan strategi demand driven dari PLN akan berjalan dengan baik. Sekaligus dalam hal penggunaan mobil atau motor listrik PLN berharap akan menurunkan impor BBM yang saat ini mendekati Rp 200 triliun per tahun.
“Sebagai strategi PLN meningkatkan penggunaan listrik yang saat ini sangat cukup, jadi kompor listrik induksi dan mobil serta motor listrik merupakan strategi dari PLN yang akan kami dorong dari waktu ke waktu,” ungkapnya.
Ke depan PLN berkomitmen menjamin ketersediaan daya tenaga listrik dengan pelayanan yang handal dan mutu terbaik yang berkelanjutan. Selain itu, PLN juga akan memberikan harga yang wajar sesuai dengan ekonomi masyarakat Indonesia demi mendukung implementasi penggunaan kompor induksi.
Selain itu PLN juga berkomitmen untuk terus mengajak berbagai pihak berkolaborasi dalam memasarkan kompor induksi, sekaligus memastikan kesiapan seluruh eksosistem terkait.
“Semoga ini menjadi langkah awal kita semua untuk membantu Pemerintah mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional serta energi bersih,” pungkasnya.