Sukses

Lalu Lintas Tol Manado-Bitung Naik saat Larangan Mudik

Volume lalu lintas Jalan Tol Manado-Bitung naik 6 persen selama 5 hari awal masa larangan mudik Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat penurunan volume lalu lintas (lalin) di sejumlah kawasan akibat adanya larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021. Namun demikian, ada satu ruas tol yakni Tol Manado-Bitung yang jumlah lalu-lalang kendaraannya justru meningkat.

Volume lalin Jalan Tol Manado-Bitung naik 6 persen selama lima hari awal masa larangan mudik Lebaran. Angka positif itu kontras dengan capaian ruas tol lain di wilayah regional Nusantara lain, yang tercatat minus 13-49 persen.

Operation Management Department Head Regional Jasamarga Nusantara Tollroad Division, Taufiqul Hidayat, mengkonfirmasi jika volume lalu lintas di Jalan Tol Manado-Bitung sejauh ini masih dikategorikan dalam kondisi normal.

Itu karena para pengguna ruas tol tersebut mayoritas merupakan warga di kawasan Aglomerasi Kota Manado dan sekitarnya, sehingga mereka tetap bebas melewati Tol Manado-Bitung jelang Lebaran 2021.

"Hal ini dikarenakan volume lalu lintas di ruas Tol Manado-Bitung didominasi lalin komuter aktifitas sehari hari (bekerja dan aktifitas lainnya) masyarakat Manado dan sekitarnya," jelas Taufiqul kepada Liputan6.com, Rabu (12/5/2021).

Menurut catatannya, volume lalu lintas Tol Manado-Bitung saat ini berada pada kisaran 4.100 kendaraan per hari. Jumlah itu naik dibanding rata-rata angka lalu lintas di waktu normal, yang sekitar 3.900-4.000 kendaraan per hari.

Taufiqul menambahkan, Jalan Tol Manado-Bitung juga termasuk ruas tol muda yang baru beroperasi ketika masa pandemi Covid-19, tepatnya pada akhir September 2020 lalu.  Oleh karena itu, ia optimistis volume lalin ruas tol tersebut akan terus naik pascaLebaran.

"Jadi kami masih terus melihat tren lalin normal setelah Lebaran nanti. Proyeksi volume lalu lintasnya bisa antara 6.000-7.000 kendaraan per hari," ujar Taufiqul.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Jasa Marga Targetkan 14 Ribu Kendaraan Lewati Tol Manado-Bitung Tiap Hari

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usaha PT Jasamarga Manado Bitung (JMB), menargetkan 14 ribu kendaraan per hari bisa melewati tol Manado-Bitung, jika tarif tol diberlakukan pada 30 Oktober 2020.

“Sesuai bisnis plan, ini sebenarnya traffic yang kita harapkan  14 ribu kendaraan per hari. Namun, selama tol ini tidak bertarif yang kami dapat antara 8-9 ribu kendaraan per hari, kami melihat kalau sudah bertarif kita berharap tetap  trafficnya tidak berkurang, tetap 8-9 ribu kendaraan per hari,” kata Direktur Utama PT JMB George I.M.P Manurung, dalam konferensi pers virtual Jasa Marga sosialisasi pemberlakuan tarif Jalan Tol Manado-Bitung, Senin, 26 Oktober 2020.

Awalnya, sebelum ada pandemi covid-19, target kendaraan yang lewat melalui tol Manado-Bitung itu ditargetkan 14 ribu kendaraan per hari. Namun, setelah melalui masa percobaan selama 1 bulan sejak Rabu (30/9/2020) terhitung 8-9 ribu kendaraan saja.

Maka dari itu, pihaknya memprediksikan 3-4 ribu kendaraan saja yang dipastikan melewati tol tersebut setelah diberlakukan tarif. Kendati begitu, pihaknya optimis setelah pandemi ini mereda dan vaksin mulai diberlakukan, traffic kendaraan akan meningkat kembali.

“Sebenarnya  harusnya 14 ribu kendaraan per hari. Namun karena ini bertarif kami bisa prediksi 30-40 persen dari traffic saat tol ini belum bertarif. Jadi mungkin sekitar 3-4 ribu kendaraan per hari,” ujarnya.

Pihaknya pun memaklumi tidak bisa memenuhi target traffic, karena kondisi di tengah pandemi covid-19, lantaran masyarakat tidak ingin bepergian keluar rumah.

“Kita harapkan dengan adanya jalan tol ini nanti dari Pemprov Sulut mulai meningkatkan industri di wilayah Sulut khususnya Bitung. Kami harap dengan  tol ini ada investor-investor baru yang akan melakukan invstasi di wilayah Sulut,” jelasnya.

Adapun untuk nilai investasi tol Manado-Bitung mencapai Rp 4,9 triliun, dan diasumsikan tahun 2028-2030 pihaknya baru menghasilkan laba bersih.

“Nah, ini cukup lama 10-15 tahun lagi, karena memang kita berharap dari trafficnya sama faktor inflasi yang akan menyesuaikan tarif tiap 2 tahun,” pungkasnya.