Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, menilai Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah tetap akan memberikan dampak besar terhadap pergerakan ekonomi, meski di satu sisi kegiatan mudik Lebaran telah dilarang oleh pemerintah.
"Menurut saya Lebaran kali ini akan tetap semarak, tanpa kerumunan yang terlalu masif. Sementara dampaknya ke perekonomian masih cukup besar," ujar Piter kepada Liputan6.com, Jumat (14/5/2021).
Piter coba memaklumi keputusan pemerintah melarang mudik Lebaran, yang menurutnya sangat dilematis. Sebab di satu sisi pemerintah harus memberi ruang untuk ekonomi bergerak, di sisi lain juga harus sekuat tenaga mengendalikan pandemi Covid-19.
Advertisement
"Pemerintah sangat khawatir dan berupaya semaksimal mungkin mencegah terjadinya second wave. Kita tidak boleh mengalami second wave agar momentum perbaikan ekonomi juga tidak terganggu," ungkapnya.
Menurut dia, pemerintah coba berkompromi dengan melarang mudik agar tidak terjadi perpindahan penduduk yang sangat masif. Sebab jika mengambil catatan sejarah, peristiwa tersebut selalu diikuti dengan lonjakan kasus positif Covid-19.
Akan tetapi pemerintah juga tetap ingin memanfaatkan momentum Lebaran untuk memberikan ruang bagi ekonomi. Oleh sebabnya, Piter mewajari jika pemerintah pada tahun ini coba membuka aktivitas ekonomi secara lokal.
"Jadi masyarakat masih bisa menikmati Lebaran walau tidak mudik. Perekonomian juga masih bisa terpacu dengan adanya lebaran," sebut dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lebaran Lokal
Adapun Lebaran lokal ini disebut Piter akan lebih mengungkit kegiatan ekonomi di sektor konsumsi. Namun demikian, sektor lainnya seperti pariwisata tetap akan kesulitan selama wabah pandemi Covid-19 belum teratasi secara masif.
"Dorongan Lebaran lebih ke konsumsi. Sektornya tetap itu-itu saja, sektor informasi, kesehatan, pertanian. Selama masih pandemi sekarang ini, apalagi mudik dilarang, sektor pariwisata masih belum bisa sepenuhnya bangkit," tuturnya.
Advertisement