Liputan6.com, Jakarta - Arus pengiriman barang jelang Lebaran 2021 mengalami peningkatan hingga 60 persen. Arus pengiriman barang atau logistik ini tak terdampak pelarangan mudik.Â
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengatakan, peningkatan arus pengiriman barang ini dipicu oleh kebijakan pelarangan mudik pemerintah yang membuat masyarakat melakukan belanja secara daring terutama melalui e-commerce.
"Jadi sudah pada dapat THR, tapi nggak boleh kemana-mana, nggak boleh mudik, akhirnya belanja online," kata Mahendra saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (16/5/2021).
Advertisement
Mahendra menjelaskan, dalam rantai pasok barang atau logistik, terdapat tiga tahap pengantaran. Pertama ialah first-mile delivery, yaitu pengiriman bahan baku ke pabrik untuk mendukung proses produksi suatu barang.
"Nah, pengiriman ini tidak dilarang (dikecualikan dari kebijakan pelarangan mudik), tapi pabrik ini rata-rata sudah tidak produksi, sudah tutup H-7 sebelum Lebaran," jelas Mahendra.
Kemudian tahap kedua ialah mid-mile delivery, dimana produk yang sudah jadi dikirimkan dari pabrik ke ritel atau toko-toko. Mahendra mengatakan, terdapat kenaikan dalam pengiriman mid-mile ini namun hanya berkisar 10-20 persen saja.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Paling Besar
Dan, peningkatan arus pengiriman barang terjadi paling besar di tahapan pengiriman ketiga, yaitu last-mile delivery, alias pengiriman dari ritel atau toko langsung ke konsumen.
"Itu bisa 50 hingga 60 persen, itu yang di last-mile delivery, misalnya kiriman pakai ojek online," ujar Mahendra.
Saat ini, perusahaan ekspedisi berlomba-lomba menyediakan layanan last-mile delivery yang dapat mengantarkan paket dalam hitungan jam saja.
"Ditambah lagi banyak diskon, promo, COD, makin banyak juga yang belanja," tuturnya.
Advertisement