Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran menjadi salah satu momen yang paling ditunggu oleh mayoritas umat Muslim di Indonesia. Momen Lebaran menjadi semakin membahagiakan dengan adanya Tunjangan Hari Raya (THR).
Sayangnya, bonus tahunan seperti THR seringkali tidak dikelola dengan baik. Tidak sedikit orang yang tiba-tiba menjadi lebih boros setelah menerima THR. Budaya menyambut Lebaran biasanya merogoh kocek yang cukup dalam, mulai dari membeli pakaian baru, biaya konsumsi Lebaran, kiriman parsel, hingga berbagi angpao.
Berdasarkan riset Continuum Data Indonesia, ditemukan bahwa 90 persen masyarakat Indonesia menggunakan uang THR untuk berbelanja. Baik belanja online maupun offline di toko, untuk diri sendiri maupun keluarga dan orang lain.
Advertisement
Sementara itu, proporsi THR untuk kegiatan menabung dan investasi hanya mencapai 6,6 persen dan sisanya mengaku untuk membayar utang. Riset ini dilakukan pada 1,204,102 percakapan dari 934,671 akun media sosial.
Kemampuan pengelolaan uang THR pun sangat penting tidak terkecuali di kalangan generasi muda yang masih perlu pemahaman literasi keuangan untuk proteksi di masa depan.
Dikutip dari rangkaian acara Global Money Week 2021, Jonathan End, Digital & Growth Consultant, Jumat (14/5/2021), agar anak muda mulai sadar pentingnya pengelolaan keuangan dan penyediaan dana darurat sedini mungkin demi kenyamanan dan keamanan finansial dari risiko yang tidak diinginkan.
Tidak hanya bermanfaat untuk menjaga kestabilan keuangan pribadi, THR pun dapat menjadi sarana untuk melakukan hal-hal lain yang bermanfaat bagi orang sekitar. Dalam hidup, kita harus seimbang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berubah
Sejalan dengan itu, Allianz Life Syariah mengajak masyarakat untuk memiliki kesempatan mengubah dunia menjadi lebih baik, dengan meningkatkan semangat berbagi dan tolong-menolong melalui asuransi syariah.
Salah satu anggota Allianz Life Syariah circle, Rendhy Santoso, mengatakan, asuransi syariah itu seperti menanam pohon. Kita bisa menikmati buahnya, sekaligus berbagi dengan sesama.
Jadi, ketika seorang peserta asuransi syariah membayar uang kontribusi, maka orang tersebut secara otomatis ikut menolong sesama peserta lain yang tertimpa sakit, atau membantu meringankan beban keluarga yang ditinggalkan apabila meninggal dunia.
Konsep asuransi syariah memiliki beberapa perbedaan signifikan apabila dibandingkan dengan asuransi konvensional. Asuransi syariah menganut prinsip dasar usaha saling tolong-menolong (ta’awuni) dan melindungi (takafuli) di antara para peserta, melalui pembentukan kumpulan dana (tabarru’) yang dikelola sesuai prinsip syariah guna mengantisipasi risiko-risiko tertentu.
“Salah satu keunikan asuransi syariah adalah tentang niat berasuransi yang tidak hanya melindungi diri dan keluarga dari risiko kehidupan, tapi apabila risiko tidak terjadi, dana yang diiurkan bisa dipakai untuk menyantuni peserta lain. Hal ini sangat erat dengan nilai kebersamaan dan saling tolong menolong yang tinggi di masyarakat Indonesia,” kata Pimpinan Unit Usaha Syariah Allianz Life Indonesia Yoga Prasetyo.
Pada dasarnya, asuransi konvensional maupun syariah memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Dilansir dari informasi pada situs OJK https://sikapiuangmu.ojk.go.id/, asuransi syariah memiliki beberapa keunggulan, seperti pengelolaan dana menggunakan prinsip syariah Islami dan adanya transparansi pengelolaan dana pemegang polis.
Advertisement
Berbagai Perlindungan
Selain itu, pada asuransi syariah tidak berlaku sistem “dana hangus”, meskipun tidak terjadi klaim selama masa perlindungan. Dana yang telah dibayarkan akan tetap diakumulasikan di dalam dana tabarru’ yang merupakan milik pemegang polis secara kolektif.
Asuransi syariah menyediakan berbagai jenis perlindungan yang dapat dipilih berdasarkan kebutuhan. Pertama, asuransi kesehatan syariah yang memberikan biaya kesehatan peserta asuransi melalui iuran yang disetorkan oleh masing-masing peserta setiap bulannya.
“Dengan asuransi kesehatan syariah, kita juga dapat melakukan tolong-menolong dimana iuran seorang peserta akan membiayai kebutuhan jika ada peserta lain yang mengalami risiko, seperti sakit, operasi, dan perawatan lainnya akibat sakit atau kecelakaan,” kata Yoga.
Kedua, asuransi jiwa syariah yang dapat dipertimbangkan bagi mereka yang menjadi pencari nafkah utama atau banyak membantu perekonomian keluarga.
Jika asuransi kesehatan syariah memberikan perlindungan ketika peserta sakit, maka asuransi jiwa akan memberikan perlindungan jika peserta kehilangan kemampuan untuk mencari nafkah di masa pandemi covid-19 ini.