Liputan6.com, Jakarta Bitcoin memiliki pengikut setia di jantung industri Norwegia. Hal ini karena salah satu orang terkaya di negara tersebut begitu yakin dengan mata uang kripto tersebut.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (18/5/2021), miliarder bernama Kjell Inge Rokke, yang dahulunya adalah seorang nelayan membangun kekayaan senilai USD 5 miliar di industri lepas pantai Norwegia. Ia mengungkapkan keyakinan bahwa Bitcoin akan berada di sisi yang benar dalam sejarah.
Saat ini, perusahaan investasi Rokke yaitu Aker ASA, mengatakan akan terbuka dengan gagasan menerima pembayaran dalam mata uang kripto.
Advertisement
"Kami ingin tahu tentang teknologi ini," kata Chief Executive Aker, Oyvind Eriksen, dalam sebuah wawancara. Hal ini termasuk memahami bagaimana Bitcoin dan blockchain yang menjadi dasarnya akan mengubah pola perilaku dan pasar tempat kita berada.
Eriksen mengatakan bahwa Aker, yang memiliki perusahaan minyak Aker BP dan baru-baru ini mengembangkan teknologi hijau dan energi terbarukan, belum mengkonfigurasi ulang sistem pembayarannya.
"Namun banyak hal terjadi dengan sangat cepat di sini. Saya tidak asing dengan gagasan menerima pembayaran dalam Bitcoin," tuturnya.
Pernyataan tersebut mewakili perbedaan kepercayaan di Norwegia. Gubernur Bank Sentral negara tersebut telah mengecam Bitcoin.
Kekhawatiran atas jejak karbon penambangan Bitcoin yang diutarakan CEO Tesla, Elon Musk, tidak menggoyahkan pendiriannya. Menurut Aker, komentar terbaru Musk tersebut tidak mengubah apapun.
Rokke yang memiliki hampir 70 persen saham Aker melalui perusahaan induknya, mengatakan bahwa masuknya Bitcoin ke ekonomi mainstream tidak dapat dihindari.
"Pertanyaannya bukan jika, tapi kapan," kat Rokker. Sehingga, katanya, Aker perlu mengikuti perkembangan zaman.
Bitcoin telah memenangkan hati para anggota terkemuka industri keuangan sejak kebangkitannya pada tahun lalu. Investor dan pendukung terkemukanya antara lain CEO of Third Point LLC Dan Loeb, dan CEO and CIO of Ark Investment Management Cathy Wood.
Wall Street juga menjadi lebih nyaman dengan Bitcoin, dengan Morgan Stanley menawarkan para konsumennya dana Bitcoin yang melacak kinerja koin tersebut. JPMorgan Chase & Co. juga mengerjakan dana serupa untuk kliennya.
Saksikan Video Ini
Elon Musk
Elon Musk sebelumnya mendukung Bitcoin secara terang-terangan. Namun, kini ia mengkhawatirkan penambangan Bitcoin terlalu bergantung pada batubara.
Meskipun ia meyakini mata uang kripto masih memiliki masa depan, komentar Musk memicu aksi jual Bitcoin secara tiba-tiba. Namun selama setahun terakhir, mata uang kripto naik lebih dari 400 persen.
Rokke sendiri telah membuat perusahaan investasi Bitcoin bernama Seetee AS. Idenya adalah mengeksplorasi potensi mata uang kripto menggunakan suntikan modal awal hanya 500 juta krone. Aset likuid Seetee akan berada di dalam Bitcoin.
Terlepas dari keunggulannya, Bitcoin terus menjadi prospek yang sangat tidak stabil. Pada awal tahun ini, penulis The Black Swan: The Impact of the Highly Improbably, Nassim Nicholas Taleb, mengatakan bahwa ia menjual kepemilikannya atas Bitcoin. Menurutnya, "Sebuah mata uang seharusnya tidak pernah lebih volatile daripada yang Anda beli dan jual dengan itu. Anda tidak dapat memberi harga barang dalam BTC," katanya.
Namun dalam suratnya kepada para pemegang saham, Rokke mengatakan, "Kita harus memprediksi banyak volatilitas. Tapi kita tidak peduli, karena kita yakin dalam fungsi jangka panjang."
Advertisement