Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan perekonomian Amerika Serikat dan China yang memasuki tahap pemulihan memberikan dampak positif dalam mendorong perekonomian Indonesia. Tercermin dari dari pertumbuhan produk ekspor Indonesia yang meningkat.
"Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan China itu sebenarnya memberikan efek positif buat Indonesia," kata Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro dalam Media Gathering Virtual Economic Outlook & Industri Kuartal II 2021, Jakarta, Rabu (19/5).
Baca Juga
Kondisi ini dipicu oleh tingginya ekspor produk nasional kedua negara maju tersebut. Indonesia mengekspor sejumlah komoditas sumber daya alam ke China. Sedangkan produk manufaktur Amerika Serikat juga dikirim dari Indonesia.
Advertisement
"Ekspor industri manufaktur ke Amerika Serikat itu juga meningkat," kata dia.
Setidaknya ada lima produk ekspor unggulan Indonesia yang tinggi di masa pemulihan ekonomi. Antara lain tekstil dan produk tekstil, perikanan, rubber dan produk olahannya.
Maka bila ekspektasi pertumbuhan ekonomi negara Paman Sam tersebut naik tentu akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Namun yang menjadi tantangan selanjutnya bila pemulihan ekonomi di Amerika Serikat terlalu cepat, inflasi juga akan meningkat.
Lebih lanjut hal ini akan berpengaruh pada perubahan lingkaran kebijakan moneter yang lebih cepat. Sehingga menimbulkan trajectory yang telah diumumkan The Fed.
"Kalau kita lihat, The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuannya. Kalau dari apa yang trajectory itu di 20,25 sampai 2023," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertumbuhan Ekonomi AS
Dia menambahkan, kondisi akan lebih rumit bila perkiraan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat lebih cepat dari perkiraan yang ada saat ini. Hal ini akan menjadi tantangan baru dari sisi pasar keuangan.
"Nah ini yang kemudian menjadi tantangan di financial market," kata dia. Akibatnya negara-negara berkembang harus siap menghadapi fase kenaikan suku bunga acuan global. Bila tidak siap, akan berdampak larinya modal asing dari negara berkembang seperti Indonesia. Sebab investor lebih memilih menanamkan modalnya di negara maju seperti Amerika Serikat.
"Tentu saja akan berdampak kepada pelarian modal dari negara berkembang seperti Indonesia kepada negara maju seperti Amerika Serikat," kata dia mengakhiri.
Â
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement