Sukses

Jangan Ngarep, Saldo Pelatihan Kartu Prakerja Tak Bisa Diuangkan

Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menegaskan bahwa saldo pelatihan tidak bisa diuangkan, melainkan harus digunakan untuk membeli pelatihan

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menegaskan bahwa saldo pelatihan tidak bisa diuangkan, melainkan harus digunakan untuk membeli pelatihan pertama dan pelatihan seterusnya. Jika tidak maka saldo tersebut akan hangus dan kembali ke kas Negara.

“Kita akan memperbaiki atau meningkatkan edukasi kita terkait dengan saldo pelatihan, bahwa saldo pelatihan itu tidak bisa diuangkan jadi harus dihabiskan, Rp 50 perak sisa saja itu diambil ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan). Jadi teman-teman pokoknya udahlah ambil pelatihan,” kata Denni dalam Pemaparan hasil survei Persepsi Penerima Kartu Prakerja, Kamis (20/5/2021).

Lanjutnya, PMO terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan agar penerima Kartu Prakerja bisa lebih leluasa dan mudah dalam menjalankan pelatihannya. Misalnya, PMO sudah menggunakan mesin learning untuk memberikan rekomendasi pelatihan yang cocok untuk peserta yang bersangkutan, apabila peserta tersebut bingung dalam menentukan pilihan.

“Jadi kita sudah menggunakan mesin learning, misalnya saldo latihannya sisa Rp300.000 nanti bisa lihat di dashboardnya situ ada recommendation berdasarkan profil yang mirip dengan peserta dari ratusan ribu pengguna sebelumnya, dan itu masih cukup dengan Rp 300.000 sisa saldonya,” jelasnya.

Ke depannya PMO juga akan berinvestasi lebih banyak mempromosikan Program Kartu Prakerja melalui Facebook. Ternyata pengaruh sosial media itu sangat besar, hal itu tercermin dari hasil survei yang dilakukan oleh Cyrus Network kepada 2.000 responden penerima kartu prakerja.

Dimana di urutan kedua sebanyak 28,2 persen sumber utama peserta memperoleh informasi tentang Program Kartu Prakerja melalui media sosial, sementara yang paling besar berasal dari dari teman,  dan sisanya mereka peroleh dari media online, televisi dan media cetak.

On top dari itu kita juga tapi belajar dari hasilnya Cyrus kita akan berinvestasi lebih banyak di Facebook karena ternyata tuh sosialisasi tadi kan media sosial nomor dua dari teman. Tapi untuk media sosial itu instagram nomor satu itu sudah cocok dengan strategi kita, tapi strategi komunikasi kedua adalah Facebook jadi kita ingin kemudian sosialisasinya lebih banyak ke situ,” pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Update Terbaru, 44 Ribu Kepesertaaan Kartu Prakerja Dicabut

Manajemen Pelaksana (PMO) program Kartu Prakerja melaporkan, ada sebanyak 44 ribu peserta Kartu Prakerja dari gelombang 12-16 yang dicabut kepesertaannya karena tidak membeli program pelatihan pertama.

"Ada 44 ribu penerima Kartu Prakerja dari gelombang 12-16 yang dicabut kepesertaannya karena tidak membeli pelatihan pertama dalam waktu 30 hari sejak ditetapkan sebagai penerima," jelas Head of Communications Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Louisa Tuhatu, Kamis (20/5/2021).

Adapun masa pembelian pelatihan pertama untuk gelombang 16 telah berakhir pada hari Kamis, 29 April 2021 pukul 23.59 WIB.

Dengan adanya pemutusan pada 44 ribu peserta ini, Manajemen Pelaksana telah bersiap untuk membuka pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 17. Kuota formasinya akan mengacu pada jumlah peserta yang diputus kontrak sejak gelombang 12 hingga 16 tersebut.

Namun, Louisa sejauh ini belum memberikan konfirmasi bagaimana proses pembukaan pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 17, dan berapa besaran kuota yang dipersiapkan.

Lebih lanjut, Louisa juga mengajak seluruh peserta Kartu Prakerja yang masih aktif untuk memanfaatkan dana pelatihan Rp 1 juta sebelum akhir 2021 ini.

"Mereka yang masih ada di dalam ekosistem memiliki waktu sampai 15 Desember 2021 untuk memanfaatkan dana pelatihan Kartu Prakerja sebesar Rp 1 juta," imbuh Louisa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.