Sukses

Ekspor Kelautan dan Perikanan dari Semarang Capai Rp 323 Miliar di April 2021

5 besar komoditas kelautan dan perikanan yang menjadi favorit ekspor di antaranya surimi, cumi-cumi, udang, layur dan daging rajungan.

Liputan6.com, Jakarta - Ekspor produk kelautan dan perikanan dari Semarang, Jawa Tengah, mengalami peningkatan. Sepanjang April 2021, Balai KIPM Semarang menerbitkan 423 health certificate (HC), lebih tinggi dibanding Maret yang mencapai 380 HC. Dari sisi volume, ekspor April menyentuh angka 4.305 ton dibanding Maret 3.231 ton.

"Ini bukti bahwa kita terus bergerak dan memberikan pelayanan optimal di tengah pandemi dan bulan ramadan kemarin," kata Kepala Balai KIPM Semarang, Raden Gatot Perdana, dalam keterangannya pada Jumat (21/5/2021).

Peningkatan dari sisi volume, berdampak pada peningkatan nilai ekspor perikanan dari Semarang. Gatot menyebut selama April lalu, nilai ekspor komoditas kelautan dan perikanan mencapai Rp 323 miliar, lebih tinggi dibanding Maret Rp 260 miliar. Produk-produk tersebut dikirim ke 19 negara tujuan.

"Ada 47 komoditas yang dikirim ke 19 negara tujuan," sambungnya.

Ekspor selama April lalu juga menjadi yang tertinggi selama 4 bulan kuartal pertama 2021. Jika Januari ada 3.914 ton, Februari sempat turun menjadi 2.850 ton dan meningkat menjadi 3.231 ton pada Maret.

Dari sisi komoditas kelautan dan perikanan, Gatot menyebut 5 besar yang menjadi favorit ekspor di antaranya surimi, cumi-cumi, udang, layur dan daging rajungan. Tiongkok menjadi pasar utama produk perikanan dari Jawa Tengah dengan 1.514 ton, disusul Jepang 610 ton, Korea Selatan 448 ton, Malaysia 402 ton dan Amerika Serikat 368 ton.

"Melihat tren ini, kita optimis sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi penggerak perekonomian Jawa Tengah. Semoga tren ini terus berlanjut," kata Gatton.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan komitmennya dalam memastikan agar produk-produk perikanan Indonesia bisa bersaing di pasar global. Bahkan, dia memastikan telah menyiapkan langkah seperti kemudahan layanan perizinan serta sertifikasi yang menjadi syarat produk perikanan bisa menembus pasar ekspor.

“Kita ingin produk-produk yang kita hasilkan unggul di luar negeri,” kata Menteri Trenggono.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

KKP Gandeng Yayasan Konservasi Alam Dukung Pengelolaan Perikanan

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang berfokus dalam dukungan pengelolaan perikanan tuna, kakap dan kerapu berkelanjutan.

Utamanya pada kakap dan kerapu laut dalam serta tuna di perairan kepulauan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 713, 714, dan 715.

Sekretaris Ditjen Perikanan Tangkap, Yuliadi, mengatakan kerja sama ini bertujuan mendorong peningkatan produksi perikanan tangkap tuna, kakap dan kerapu dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya ikannya.

"Dukungan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan ini sejalan dengan program DJPT, khususnya terhadap komoditas tuna, kakap dan kerapu perikanan yang bernilai ekonomi penting, baik di dalam maupun luar negeri. Banyaknya permintaan pasar mendorong penangkapan berlebih, untuk itu perlu dikelola dengan baik agar tetap berkelanjutan," kata Yuliadi dalam keterangannya pada Jumat (9/4/2021).

Perjanjian kerja sama (PKS) ini merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama antara KKP dengan YKAN Nomor 01/SJ-KKP/KB/III/2021 tentang Dukungan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan.

"Tujuan lain dari kerja sama ini, kata Yuliadi, meningkatkan tata kelola perikanan kakap dan kerapu laut dalam yang berkelanjutan. Selain itu juga meningkatkan ketersediaan data, sistem informasi dan teknologi untuk mendukung pengelolaan perikanan tuna yang berkelanjutan di perairan kepulauan.

Sementara itu, Direktur Program Kelautan YKAN, Muhammad Ilman, menyatakan dukungannya dalam mengupayakan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.

Menurutnya, Indonesia sebagai sebagai negara kepulauan dengan luas perairan yang mencapai lebih dari 70 persen dari total wilayah dengan kekayaan hayati laut yang melimpah, maka sektor kelautan dan perikanan menjadi sangat penting bagi.

"Kami berharap kerja sama ini menjadi salah satu upaya dan strategi untuk mengelolanya secara berkelanjutan," tuturnya.