Sukses

Harap Sabar, Vaksin Merah Putih Baru Bisa Digunakan Awal 2022

Vaksin Merah Putih yang saat ini diriset baru bisa disuntikkan kepada masyarakat pada awal 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menargetkan, Vaksin Merah Putih yang saat ini diriset baru bisa disuntikkan kepada masyarakat pada awal 2022. Saat ini, Eijkman masih membutuhkan waktu melakukan pengujian vaksin.

"Jadi Vaksin Merah Putih ini, kalau kita bisa memperpendek proses diharapkan awal tahun depan, Q1 baru mulai bisa diberikan kepada masyarakat," ujar Amin dalam diskusi daring, Jakarta, Jumat (21/5).

Amin menjelaskan, Indonesia membutuhkan waktu cukup lama menghasilkan vaksin. Sebab, sebelumnya Indonesia belum memiliki pengalaman memproduksi vaksin mandiri.

"Ini kita sadar kita belum punya pengalaman vaksin sendiri jadi kita butuh waktu yang lama. WHO saja memperkirakan Vaksin Merah Putih minimum 18 bulan, makanya kita perkirakan sekitar 2 tahunan," katanya.

Kondisi ini, kata Amin, membuat Indonesia harus mengandalkan impor vaksin untuk sementara waktu. "Sambil menunggu, kita pakai darimana pun selama mememnuhi persyaratan BPOM dan Kemenkes. Ini untuk jangka pendek dan sementara," katanya.

Dalam memproduksi vaksin ideal, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Eijkman. Pertama, aman atau tidak ada efek samping. Kedua, efektif atau kekebalan seumur hidup dengan satu pemberian. Ketiga, mencegah status karier.

"Keempat, tidak mempersulit tes diagnostik. Selanjutnya, stabil, harganya harus murah, mudah diproduksi, diterima oleh pemerintah. Dan diterima oleh Masyarakat dalam hal ini, halal," tandas Amin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Vaksin Gotong Royong Percepat Vaksinasi untuk Usia Produktif

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan jumlah penduduk yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 mencapai 70 juta, pada periode Agustus-September 2021.

Diharapkan pada saat bersamaan, kurva kasus aktif Covid-19 terus melandai dan sudah semakin banyak perusahaan yang melaksanakan vaksinasi para karyawannya.

Guna mencapai hal tersebut, pemerintah mendorong percepatan pelaksanaan Vaksin Gotong Royong. Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, sekitar 22.750 perusahaan telah mendaftar Vaksin Gotong Royong dengan peserta sebanyak 10 juta orang.

Secara resmi, Program Vaksinasi Gotong Royong dimulai pada 18 Mei 2021 dan dilakukan perdana bagi pekerja di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kab. Bekasi, Jawa Barat, serta ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik pelaksanaan awal Vaksinasi Gotong Royong tersebut, apalagi melihat antusiasme dari perusahaan-perusahaan yang ingin karyawannya segera divaksin.

Hal ini akan mendorong pemulihan ekonomi nasional dengan lebih cepat lagi. “Ini memberikan sinyal positif bahwa vaksin gotong royong sudah dimulai dan memang sudah dilakukan pendaftaran dalam beberapa bulan terakhir. Ini juga untuk mengakselerasi tercapainya herd immunity, dan tentunya Gotong Royong ini menunjukkan korporasi burden sharing dengan pemerintah, di mana HM.4.6/112/SET.M.EKON.3/05/2021produktivitas karyawan ditanggung mereka,” jelas dia, seperti dikutip Rabu (19/5/2021).

Tahap awal pelaksanan Vaksinasi Gotong Royong meliputi Jabodetabek untuk sekitar 220 ribu orang dari berbagai sektor industri. Seperti  manufaktur, petrokimia dan makanan-minuman, di mana sekitar 420 ribu dosis vaksin sudah terdistribusi.

Total vaksin Sinopharm yang sudah tiba untuk vaksin gotong royong sebanyak 500 ribu dosis. Total vaksin yang sudah komitmen sebanyak 7,5 juta dosis dan berpotensi menjadi total sebanyak 15 juta dosis.