Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun tipis pada perdagangan Jumat karena dolar rebound setelah data manufaktur AS yang kuat, meskipun harga emas batangan masih di jalur kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (22/5/2021), harga emas di pasar Spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.876,42 per ounce pada tetapi menuju kenaikan mingguan 1,9 persen, dibantu oleh imbal hasil Treasury AS yang lemah. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,3 persen, menjadi USD 1.876,70.
Data menunjukkan aktivitas pabrik AS semakin cepat pada awal Mei di tengah permintaan domestik yang kuat.
Advertisement
"Data ekonomi yang kuat seperti PMI berpotensi memiliki peluang untuk menyebabkan beberapa riak jangka pendek di pasar emas, berdasarkan premis bahwa Federal Reserve berpotensi mengurangi pembelian obligasi lebih cepat dari yang diantisipasi," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.
Risalah The Fed hari Rabu menunjukkan sejumlah pejabat siap untuk mengurangi kebijakan moneter pada pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, meskipun para pelaku pasar mengabaikan kekhawatiran tersebut karena mereka tidak berharap itu akan terjadi dalam waktu dekat.
Kurs dolar naik 0,3 persen terhadap mata uang saingannya, membuat harga emas menjadi mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara patokan imbal hasil Treasury 10 tahun bertahan di 1,62 persen, turun dari dalam satu minggu dari level tertinggi di 1,69 persen pada hari Rabu.
"Pasar obligasi menunjukkan bahwa mereka cenderung percaya bahwa Fed akan jauh lebih lambat dalam menghapus akomodasi," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior di OANDA.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Harga Emas
Hasil Treasury AS yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas tanpa bunga.
“Kami percaya emas mungkin bergerak lebih tinggi karena dampak negatif dari risalah Fed berkurang. Yang mengatakan, emas menghadapi resistensi yang cukup kuat di USD 1.900 per ounce,” kata HSBC dalam sebuah catatan.
Sementara itu, harga paladium turun 2,5 persen menjadi USD 2.781,64 per ounce dan menuju penurunan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 29 Januari, sedangkan perak turun 1,1 persen pada USD 27,44.
Platinum merosot 2,3 persen menjadi USD 1.169,05, di jalur penurunan mingguan kedua berturut-turut.
Advertisement