Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada penutupan perdagangan Senin karena lonjakan permintaan yang dipicu oleh dorongan vaksinasi Covid-19. Langkah vaksinasi yang masif memberikan optimisme kepada para pelaku pasar.
Pelaku pasar masih tetap optimistis meskipun negara barat mencabut sanksi ke Iran sehingga negara tersebut memproduksi lebih banyak minyak mentah.
Baca Juga
Director Energy Futures at Mizuho in New York Bob Yawger mengatakan bahwa harga minyak juga mendapat dorongan dari ekspektasi kesepakatan baru kemungkinan kecil bisa terjadi.
Advertisement
"Iran dan kekuatan barat tidak bisa mendapatkan rincian yang akan membuat kesepakatan ini ditandatangani dan disampaikan dalam waktu dekat," kata Yawger.
Mengutip CNBC, Selasa (25/5/2021), harga minyak mentah berjangka Brent untuk Juli naik USD 1,95 atau 2,9 persen menjadi USD 68,40 per barel. Sedangkan harga West Texas Intermediate berada di USD 65,94 per barel, naik USD 2,36 atau 3,7 persen.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bisa Tembus USD 80 per Barel
Goldman Sachs mengatakan, kasus kenaikan harga tetap terjadi bahkan dengan potensi peningkatan ekspor dari Iran. Adanya kejadian baru ini masih mendukung perkiraan harga minyak di angka USD 80 per barel untuk musim panas ini.
"Bahkan dengan asumsi secara agresif dimulai kembali pada Juli, kami memperkirakan bahwa harga Brent masih akan mencapai USD 80 per barel pada kuartal IV 2021," tulis riset bank tersebut.
Iran dan Dewan Pengawas Nuklir PBB memperpanjang perjanjian pemantauan yang baru saja habis masa berlakunya. Kedua belah pihak mengatakan pada hari Senin bahwa akan ada pembicaraan yang lebih luas untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015.
Advertisement