Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak stabil pada perdagangan Selasa, tetapi mendekati level tertinggi dalam satu minggu setelah melonjak lebih dari 3 persen pada sesi perdagangan sebelumnya. Hal ini karena investor menekan ekspektasi kembalinya eksportir minyak Iran ke pasar minyak mentah internasional.
Dikutip dari CNBC, Rabu (26/5/2021), harga minyak mentah berjangka Brent naik 2 sen menjadi USD 68,48 per barel, setelah melonjak 3 persen pada perdagangan Senin.
Baca Juga
Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate AS turun 5 sen menjadi USD 66,00 per barel, setelah naik 3,9 persen pada sesi sebelumnya.
Advertisement
Negosiasi tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran akan dilanjutkan di Wina minggu ini. Pembicaraan mendapat kehidupan lain setelah Teheran dan badan nuklir PBB memperpanjang perjanjian pemantauan tentang program atom negara Timur Tengah itu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Minggu mengatakan Amerika Serikat belum melihat apakah Iran akan bergerak untuk mematuhi komitmen nuklirnya untuk mencabut sanksi bahkan ketika pembicaraan yang sedang berlangsung telah menunjukkan kemajuan.
"Tampaknya pasar tidak lagi mengharapkan perjanjian nuklir antara AS dan Iran akan dipulihkan dalam waktu dekat, atau karena itu ekspor minyak Iran akan segera kembali ke pasar global," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Namun, pemulihan global dari pandemi COVID-19 tidak merata, menunjukkan prospek permintaan minyak yang beragam.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kasus Covid-19 di Dunia
Beberapa bagian Eropa dan Amerika Serikat mencatat lebih sedikit infeksi dan kematian, mendorong pemerintah untuk melonggarkan pembatasan, tetapi di wilayah lain seperti India yang merupakan pengimpor minyak terbesar ketiga di dunia, tarifnya masih tinggi.
Infeksi Covid-19 di India naik 222.315, menjadi peningkatan kasus tertinggi di dunida dalam 24 jam, meskipun jumlahnya telah turun dari level tertinggi lebih dari 400.000 awal bulan ini.
Ekonomi Jerman menyusut lebih dari yang diharapkan pada kuartal pertama karena pembatasan terkait covid-19 mendorong pemilik rumah untuk menyimpan lebih banyak uang daripada sebelumnya, data menunjukkan pada hari Selasa.
Advertisement