Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, pasar digital memiliki potensi terbesar di Asia Tenggara dengan nilai mencapai Rp 1.800 triliun pada tahun 2025.
Teten menegaskan, pasar yang besar ini harus didominasi dengan produk buatan dalam negeri.
Baca Juga
"Di 2025 diprediksi sekitar Rp 1.800 triliun valuenya. Jangan sampai nanti market digital kita malah didominasi produk asing," kata Teten dalam acara HUT YLKI ke-48, Kamis (27/5/2021).
Advertisement
Teten bilang, beberapa waktu lalu, pemerintah telah melakukan teguran terhadap e-commerce yang menjual produk-produk dari China dengan metode dumping (penjualan dengan harga lebih rendah di pasar luar negeri daripada di dalam negeri).
"Saya kira ini predatoring pricing yang tidak boleh terjadi lagi. Ada 13 produk yang ditarik dari peredaran," kata Teten.
Oleh karenanya, pihaknya terus menggencarkan kepada masyarakat agar mengutamakan konsumsi produk dalam negeri. Kemenkop UKM juga telah memfasilitasi penyempurnaan produk lokal dan peningkatan standarnya, mulai dari kerja sama dengan BPOM, BSN, termasuk izin edar, sertifikasi halal dan juga SNI.
"Intinya kalau bangsa kita bisa produksi sendiri ngapain kita impor produk sejenis," kata Teten Masduki.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Teten: 4 Juta UMKM Go Digital Selama Pandemi Covid-19
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki membeberkan percepatan transformasi bisnis UMKM dari luring (offline) menjadi daring (online) di tengah pandemi Covid-19.
Selama pandemi berlangsung, tercatat 4 juta UMKM sudah go digital Angka ini menambah jumlah UMKM yang sudah beralih ke platform digital dalam kurun waktu 8 hingga 10 tahun.
"Catatan kami di awal 2020, baru ada 8 juta UMKM, selama 8-10 tahun, yang sudah digital. Tapi selama pandemi ada penambahan 4 juta hanya dalam beberapa bulan, sehingga sekarang jumlahnya 12 juta UMKM," ujar Menkop dalam acara HUT YLKI ke-48, Kamis (27/5/2021).
Teten melanjutkan, di tengah pandemi pula, jumlah konsumsi digital di Indonesia tumbuh dari 119 juta menjadi 130 juta, meningkat hingga 10 persen.
Hal ini diakibatkan dari perubahan perilaku konsumen yang berbelanja melalui kanal online ketimbang offline.
Dirinya menargetkan, jumlah UMKM go digital akan mencapai 30 juta di tahun 2024. "Karena memang pasti perubahan perilaku konsumen itu tidak terhindarkan," katanya.
Teten juga mendukung agar konsumen dapat menggunakan produk dalam negeri ketimbang produk impor, karena Kemenkop UKM telah memfasilitasi penyempurnaan produk lokal dan peningkatan standarnya.
"Kami kerja sama dengan BPOM, BSN, termasuk izin edar, sertifikasi halal dan juga SNI," katanya.
Advertisement