Liputan6.com, Jakarta - Tekanan fiskal yang tengah dialami pemerintah mesti segera distabilkan. Investasi, terutama di sektor inovasi dan teknologi bisa jadi salah satu penopang signifikan.
Maklum, pemerintah punya pekerjaan besar untuk mengembalikan defisit fiskal dari level 6,1 persen pada tahun lalu menjadi maksimum 3 persen tahun depan.
Baca Juga
Meskipun tengah bersiap menyusun kebijakan kenaikan pajak, Kementerian Keuangan pun sepakat implementasi inovasi dan teknologi akan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional secara jangka panjang.
Advertisement
Dalam kajian bersama Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia bertajuk Innovate Indonesia: Unlocking Growth through Technological Transformation menunjukkan, kemampuan adopsi teknologi dan inovasi berpotensi meningkatkan 0,55 persen pertumbuhan ekonomi per tahun selama dua dekade ke depan.
Sementara Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga mengaku tengah menyiapkan sejumlah strategi buat mendongkrak investasi di sektor ini. Deputi Deregulasi Penanaman Modal BKPM Yuliot bahkan menjelaskan aspek penelitian dan pengembangan memang akan jadi fokus.
"Ke depan, research and development dalam peningkatan nilai tambah penanaman modal dalam negeri termasuk fokus Kementerian Investasi. Setiap sektor nanti akan didorong ada inovasi dalam rangka pendalaman sektor penanaman modal," ujarnya,dikutip Kamis (27/5/2021).
Lebih lanjut Yuliot menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah stimulus fiskal bagi para investor yang menanamkan modal di bidang inovasi dan teknologi.
"Stimulus kami siapkan dalam bentuk tax holiday dan super deduction tax. Melalui stimulus ini, kewajiban pajak investor bisa berkurang sampai 200 persen," lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Karpet Merah Bagi Investor
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan pihaknya akan memberikan karpet merah bagi para investor di sektor ini. Kementerian yang dipimpinnya dipastikan tak akan menghambat masuknya investasi di sektor ini.
"Silakan investor datang saja bawa teknologi, bawa modal dan sebagian pasar. Biarlah izin nanti negara yang akan bantu. Pengusaha yang serius melakukan investasi dan realisasi, pasti kita akan dorong,” ungkap Bahlil.
Bahlil juga optimistis pertumbuhan investasi akan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi tahun ini. Alasannya terkait kontribusi investasi yang bisa mencapai 30-35 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Peneliti Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine sepakat impelementasi inovasi dan teknologi punya peran buat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pemanfaatan teknologi sangat dimungkinkan untuk menambah pertumbuhan ekonomi. Utamanya karena dari segi produksi dan manufaktur tentu akan mempermudah dan mempercepat produksi barang dalam jumlah besar dan cepat. Ini sangat berpeluang menarik investasi baik dalam maupun luar negeri, meski harus dipastikan kejelasan regulasi agar investor merasa yakin menanamkan modalnya,” jelasnya.
Beberapa produk di sektor inovasi yang dinilai memiliki prospek yang bagus, di antaranya, mobil listrik, baterai mobil listrik, serta produk inovatif yang memiliki dampak risiko yang lebih rendah.
Advertisement