Sukses

Musim Tanam di Desa Manjapai Jadi Lebih Aman Sejak Ada Agen BRIlink

Manjapai masuk klaster terbesar pemecah KUR, di mana para petaninya terbantu dengan adanya Agen BRIlink.

Liputan6.com, Gowa Desa Manjapai merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Masyarakat di desa ini menggantungkan hidup dengan mengandalkan lahan pertanian yang ditanami padi dan jagung. 

Saat musim tanam tiba, masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani ini sulit untuk menggarap lahannya karena kekurangan modal. Alhasil mereka meminjam modal dari sejumlah rentenir yang ada di Desa Manjapai. 

Namun semua berubah sejak masuknya mantri BRI maupun agen BRILink ke Desa Manjapai. Sekretaris BUMDes Kaledata, Muhammad Anzar menjelaskan bahwa sejak ada mantri BRI, para petani sangat terbantu.

Diakui Anzar, sebelumnya ketika meminjam ke rentenir, para petani yang ingin mulai menanam jagung atau padi saat musim tanam, harus mengembalikan modal tersebut dengan bunga yang tinggi. Misalnya meminjam modal Rp2 juta dan para petani harus mengembalikan uang senilai Rp3 juta. 

"Manjapai sendiri masuk klaster terbesar pemecah KUR. Para petani sangat terbantu karena kami di sini sistemnya pinjaman musiman sehingga petani tidak terbebani oleh rentenir seperti sebelumnya," ujar Anzar saat dihubungi via sambungan telepon.

Meski di Desa Manjapai hanya memiliki tiga agen BRIlink, namun kehidupan masyarakatnya jauh lebih baik. Hasil panen meningkat dan berbagai transaksi perbankan dapat dilakukan dengan efektif. 

Apalagi ditambah kondisi infrastruktur di Desa Manjapai ini diakui Anzar lebih baik. Mulai dari jangkauan kendaraan ke bank lebih baik dan akses ke BRI unit lebih dekat. 

"Warga sangat terbantu karena untuk tarik tunai dan transaksi keuangan sudah sangat terjangkau dan dekat dari pemukiman tanpa harus lagi ke Kota atau ATM untuk transaksi," jelasnya. 

2 dari 2 halaman

Total Ada Ratusan Simpanan di Desa Manjapai

Desa Manjapai memiliki beberapa potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang bisa ditekuni. Mulai dari pertanian palawija, perikanan tambak, perbengkelan, sarjana, hingga wisata alam, wisata adat, dan agro wisata. 

Meski banyak potensi SDA di Desa Manjapai, hingga saat ini BUMDes Kaledata tetap fokus pada pengembangan kampung wisata. Apalagi saat ini, Desa Manjapai ditetapkan sebagai salah satu Desa BRIlian yang memiliki potensi SDA dan SDM untuk lebih berkembang ke depannya. 

"Semua sudah diarahkan pengurus BRILink dan BUMDes. Harapan kami semoga bisa masyarakat ke depan terus bisa menggunakan transaksi digital mengurangi tunai."

Disisi lain, Asisten Manajer Pemasar Mikro (AMPM) BRI Kanca Sungguminasa, Parjono mengungkapkan bahwa saat ini ada tiga agen BRIlink di Desa Manjapai. Dua diantaranya menangani terkait uang umum dan satunya fokus di BUMDes. 

Nah menyoal transaksi, tercatat ada rata-rata ada sekitar 200 transaksi yang dilakukan masyarakat di Desa Manjapai. Lalu bagaimana soal pinjaman? 

Parjono menjelaskan, dengan adanya kolaborasi yang baik antara Desa BRILIan Manjapai, BUMDes, dan agen BRIlink, semua kebutuhan masyarakat dapat terlayani dengan baik. 

"Mereka yang sebelumnya enggan ke bank sekarang mau ke bank dengan agen BRIlink. Dan untuk nasabah, simpanan di Desa Manjapai kini jumlahnya sudah di atas 400 orang. Pinjamannya sudah 300 lebih nasabah," kata Parjono. 

Meski jumlah simpanan dan pinjaman sudah lebih maju, namun Parjono dan timnya masih punya banyak PR. Lagi-lagi tantangan yang harus dihadapi adalah rentenir. 

"Desa Manjapai itu kan masih luas untuk digarap dan masih ada yang menggunakan jasa rentenir, itu tantangan kami. Mudah-mudahan dengan kemudahan dari BRI dan agen BRILINk mereka bisa berubah," jelasnya. 

"Di masa pandemi ini dari cash ke cashless nah edukasi ini juga kami sampaikan masyarakat bahwa aman transaksi dengan kami dan bisa diakses serta dimanfaatkan seluas-luasnya," tutupnya. 

 

(*)