Liputan6.com, Jakarta Indonesia kembali kedatangan vaksin Covid-19 tahap ke-14 pada Senin, 31 Mei 2021. Sebanyak 8 juta bulk vaksin Sinovac tiba dan siap digunakan sebagai bahan baku pembuatan vaksin untuk mendukung program pemerintah.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, hingga saat ini, Indonesia sudah memiliki 75,9 juta dosis vaksin. Berikut rincian kepemilikan vaksin Indonesia.
Berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang dihimpun Liputan6.com, Selasa (1/6/2021), terdapat 2 jenis vaksin yang datang di Indonesia sejak tahap pertama.
Advertisement
Untuk jenis bahan baku atau bulk, jumlahnya secara total mencapai 81,5 juta. Seluruh bulk vaksin ini didapat dari Sinovac Biotech Ltd. Setelah diproduksi oleh Bio Farma, bahan baku ini menghasilkan 65,5 juta dosis vaksin.
Sementara untuk vaksin jadi, terdapat 3 merek yang tiba di Indonesia. Untuk Sinovac, jumlahnya 3 juta dosis, AstraZeneca PLC 6,4 juta dosis dan Sinopharm 1 juta dosis. Secara total, vaksin jadi ini berjumlah 10,4 juta dosis.
Sehingga secara kumulatif, per 31 Mei 2021, total vaksin siap pakai baik yang sudah disuntikkan maupun yang akan disuntikkan mencapai 75,9 juta dosis. Jumlah ini dapat digunakan untuk 37,5 juta orang (2 kali penyuntikan).
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Ini
Menunggu Keberhasilan Vaksinasi Covid-19 demi Pertumbuhan Ekonomi
Keberhasilan vaksinasi Covid-19 yang dijalankan pemerintah menjadi game changer bagi pemulihan ekonomi nasional. Namun sebaliknya, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah khawatir jika proses vaksinasi massal gagal, maka akan membuat ekonomi Indonesia sulit bangkit.
"Sebaliknya, kegagalan vaksinasi akan membuat Covid-19 tidak terkendali. Hal ini akan membuat kita semakin sulit untuk segera bangkit dari keterpurukan ekonomi," ujarnya dalam rapat bersama pemerintah di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Jakarta, Senin (31/5/2021).
Oleh karena itu, Anggota Komisi XI itu terus mendukung segala daya dan upaya pemerintah untuk mensukseskan roadmap pelaksanaan vaksinasi yang ditarget selesai pada Maret atau setidaknya diperkirakan pertengahan Juni 2022.
Seperti diketahui, jumlah penerima vaksin Covid-19 dosis pertama di Indonesia mencapai 15.703.583 orang. Ini menunjukkan, ada penambahan 167.585 dari data Rabu (26/5), yang tercatat masih 15.535.998 orang.
Penerima vaksin Covid-19 dosis kedua juga meningkat. Data kemarin masih 10.224.833 orang, kini naik menjadi 10.359.996. Ada penambahan 135.163 penerima vaksin Covid-19 dosis kedua.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mencatat, ada empat kelompok yang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama dan kedua. Yakni tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, lansia di atas 60 tahun dan tenaga pendidik.
Adapun tenaga kesehatan yang sudah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 1.514.150, dosis kedua 1.382.683 orang. Sementara petugas pelayanan publik sebanyak 10.977.060 sudah mendapatkan vaksin dosis pertama, 6.844.377 orang dosis kedua.
Sedangkan lansia di atas 60 tahun yang sudah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 3.188.885, dosis kedua 2.132.229 orang.
"Tenaga pendidik vaksinasi dosis satu 1.516.586, vaksinasi dosis dua 948.884," jelas Kementerian Kesehatan melalui kemkes.go.id, Kamis (27/5), pukul 12.00 WIB.
Sebagai informasi, vaksinasi merupakan langkah pemerintah untuk membentuk herd immunity atau kekebalan komunitas di lingkungan masyarakat guna mengakhiri pandemi Covid-19.
Data 26 Mei 2021, 1.791.221 orang positif Covid-19 di Indonesia. Dari total tersebut, 49.771 di antaranya meninggal, 1.645.263 sudah sembuh dan 96.187 masih menjalani perawatan atau isolasi.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement