Liputan6.com, Banyuwangi Bagi Anda yang ingin menikmati pesona wisata Kawah Ijen dengan Blue Fire atau api birunya, jangan lupa untuk berkunjung ke Desa Tamansari di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi. Desa Wisata ini menawarkan berbagai pengalaman unik mulai dari homestay, kuliner, souvenir, transportasi dan berbagai paket wisata lainnya.
Selain Kawah Ijen yang terkenal itu, Desa Tamansari juga memiliki pemandangan perkebunan kopi, hutan pinus, Air Terjun Batu Kaca, Bendungan Londo hingga Pemandian Sendang Seruni. Buat Anda yang belum familiar dengan Sendang Seruni ini adalah kolam air yang bersumber dari mata air pegunungan sehingga airnya begitu segar dan bersih. Di Sekitar kolam ditanami selada air yang membuat kolam terasa lebih segar. Kolam air ini, dikelola oleh BUMDes dan melibatkan masyarakat desa untuk mengelolanya.
Baca Juga
Berbagai informasi destinasi wisata itu itu bisa Anda akses juga melalui tamansariijen.com, situs pemesanan produk dan akomodasi liburan seperti pemesanan homestay dan paket wisata yang juga dikelola BUMDes Ijen Lestari. Situs ini layaknya penyedia akomodasi dan atraksi pariwisata berbasis jaringan (online) seperti situs penyedia akomodasi pada umumnya.
Advertisement
BUMDes Ijen Lestari resmi didirikan pada 16 Februari 2015. Namun BUMDes ini baru benar-benar aktif dan beroperasi pada 24 Desember 2015. Â
"Dengan modal awal apa adanya dan anggota yang telah berumur, Desa Tamansari memiliki BUMDes Ijen Lestari. Belajar dari pengalaman dan memanfaatkan digitalisasi, kini BUMDes Ijen Lestari menuju Revolusi Industri 4.0 dan mampu menghasilkan omset Rp 40 juta per bulan atau Rp 480 juta setahun, dan berkontribusi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)," ujar Rizal Saputra, Kepala Desa Tamansari.
Sebagai desa wisata, Tamansari juga memiliki produk-produk unggulan dari UMKM lokal seperti produk kopi, keripik buah, dan singkong serta jajanan lainnya. Total ada sekitar 23 UMKM yang bergerak di sektor kuliner.
Â
Menuju Digitalisasi
Kepala Desa Tamansari, Rizal Saputra menceritakan bahwa banyak akademisi dari berbagai kampus, seperti Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Brawijaya (UB) Malang, dan kampus-kampus lainnya menggelar pelatihan dan pengabdian di Desa Tamansari utamanya dalam bidang digitalisasi. BUMDes juga berkolaborasi dengan perusahaan swasta dan BUMN untuk membangun desa wisata.
Salah satu digitalisasi yang tengah dijalankan di Desa Tamansari adalah transaksi non tunai.Â
"Yang jelas pemanfaatan transaksi non tunai di Desa Tamansari sudah mulai menjadi trend baru, tetapi untuk bisa diterima masyarakat umum memang masih butuh proses edukasi dan sosialisasi," ujar Rizal.
Literasi dan inklusi keuangan di wilayah Desa Tamansari memang belum begitu masif seperti desa-desa lain yang lebih maju maupun dekat dengan perkotaan. Maklum saja, Desa ini berjarak sekitar 24 KM dari pusat kota Banyuwangi. Perbankan terdekat seperti BRI berlokasi di desa lain yang masih satu Kecamatan Licin. Sehingga untuk untuk akses layanan keuangan mengandalkan Agen BRILink.
Indra Mantri/Kaunit BRI Unit Tamansari menceritakan bahwa saat ini ada Agen BRILink yang menggunakan EDC dan Agen BRILink Mobile (non-EDC) yang membantu kebutuhan masyarakat desa untuk mengakses layanan keuangan dengan rata-rata 200 transaksi setiap bulannya.
"Ada 1 Agen Brilink ber-EDC dan 4 Agen BRILINK Mobile dengan transaksi rata-rata 200 transaksi per bulan untuk masing-masing Agen," kata Indra.Â
Adapun untuk jumlah nasabah simpan-pinjam totalnya lebih dari 400 nasabah. "107 nasabah pinjaman dan 313 nasabah simpanan," ujar Indra.
Â
Advertisement
Agen BRILink
Â
Sebagai perwakilan BRI, Indra menceritakan bahwa banyak sekali pengalaman dan juga tantangan para Agen BRILink di selama bertugas di lapangan.
"Pengalaman unik Agen BRILink antara lain ketika harus melayani pelanggan wisatawan asing dimana terkendala bahasa. Lalu, tantangan berikutnya adalah bagaimana mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan keberadaan Agen BRILINK di sekitarnya tanpa harus antri di BRI UNIT," cerita Indra.
Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur masuk dalam 10 Desa BRILian Tahun 2020 yang digagas oleh BRI bekerja sama dengan bumdes.id Di program ini, BRI menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memulihkan perekonomian desa, memberi literasi dan pelatihan, serta menilai kecakapan desa-desa terpilih atas upayanya untuk tetap maju dan berinovasi selama pandemi.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menegaskan Program Desa BRILian merupakan salah satu bukti komitmen BRI sebagai salah satu bank BUMN terbesar untuk terus mengembangkan kawasan perdesaan, mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan serta mendukung masyarakat pedesaan untuk terus berinovasi demi peningkatan kesejahteraan.
Selama 125 tahun hadir melayani masyarakat Indonesia, BRI telah memiliki jaringan yang luas untuk melayani masyarakat di seluruh pelosok negeri. Jangkauan luas BRI terbukti dari kehadiran 7.028 kantor regional, cabang, sub-cabang, unit, dan kantor kas perusahaan di berbagai daerah. Selain itu, BRI juga mengandalkan peran Agen BRILink yang jumlahnya sudah lebih dari 504 ribu agen yang tersebar di 53 ribu lebih desa, atau 70 persen kawasan pedesaan di Indonesia.Â
Â
(*)