Liputan6.com, Jakarta:Â PTÂ Meratus Jaya Iron & Stell, perusahaan patungan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sudah mulai beroperasi pada 19 November 2012. Meratus mulai mengoperasikan satu unit pabrik pengolahan besi (rotary klin) dari rencana dua unit dengan kapasitas keseluruhan 315 ribu ton DRI (Direct reduced Iron) per tahun. Meratus menjadi perusahaan pengolah bijih besi lokal pertama di Indonesia.
Manajemen Krakatau Steel dalam Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia, menyatakan melalui pengoperasian pabrik ini, perusahaan akan mendapatkan pasokan bahan baku yang lebih kompetitif karena menggunakan bahan baku lokal yang berbiaya lebih rendah.
"Unit Rotary Kiln tersebut telah menghasilkan besi spons yang diproses dari bijih besi lokal," jelas manajemen Krakatau Steel, Kamis (22/11/2012).
Selain pabrik pengolahan besi, Meratus Jaya juga telah mengoperasikan satu unit pembangkit dari rencana dua unit dengan kapasitas 2x14 megawatt.
Unit pembangkit tersebut telah memproduksi listrik dengan menggunakan bahan bakar sisa gas dari unit pabrik rotary kiln.
Kelebihan listrik yang diproduksi sekitar 18 megawatt (pada saat kapasitas penuh) akan didistribusikan PLN kepada masyarakat dan industri kecil sekitarnya.
Sebagai perusahaan pengolah bijih besi lokal pertama di Indonesia, beroperasinya Meratus Jaya membutuhkan usaha yang cukup besar dan tidak luput dari adanya kendala.
Kendala yang ada terutama pada masa konstruksi untuk dapat beroperasi sesuai dengan waktu yang direncanakan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur dan keterlambatan pengiriman barang, instalasi dan assembling peralatan.
"Kendala ini pada akhirnya berhasil diatasi dengan adanya komitmen dari kontraktor PT Krakatau Engineering dan pemegang saham, Aneka Tambang dan Krakatau Steel, untuk memberikan dukungan berupa pengiriman beberapa tenaga ahli untuk memastikan semua peralatan dapat terkirim dan terinstalasi dengan baik sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan," papar manajemen Krakatau Steel.
Krakatau bersama Aneka Tambang membentuk perusahan patungan bernama PT Meratus Jaya Iron & Steel pada 9 Juni 2008, dengan kegiatan usaha dalam bidang industri dan produk besi baja, perdagangan dan jasa yang berkaitan dengan besi baja yang berlokasi di Kalimantan Selatan dengan memanfaatkan sumber cadangan bijih besi lokal.
Penyertaan modal Krakatau Steel sebesar 66% pada Meratus Jaya sampai saat ini senilai Rp 343 milyar. Proyek ini merupakan proyek strategis bagi Krakatau Steel yang akan mendukung pengembangan produksi besi yang ada saat ini. (IGW)
Manajemen Krakatau Steel dalam Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia, menyatakan melalui pengoperasian pabrik ini, perusahaan akan mendapatkan pasokan bahan baku yang lebih kompetitif karena menggunakan bahan baku lokal yang berbiaya lebih rendah.
"Unit Rotary Kiln tersebut telah menghasilkan besi spons yang diproses dari bijih besi lokal," jelas manajemen Krakatau Steel, Kamis (22/11/2012).
Selain pabrik pengolahan besi, Meratus Jaya juga telah mengoperasikan satu unit pembangkit dari rencana dua unit dengan kapasitas 2x14 megawatt.
Unit pembangkit tersebut telah memproduksi listrik dengan menggunakan bahan bakar sisa gas dari unit pabrik rotary kiln.
Kelebihan listrik yang diproduksi sekitar 18 megawatt (pada saat kapasitas penuh) akan didistribusikan PLN kepada masyarakat dan industri kecil sekitarnya.
Sebagai perusahaan pengolah bijih besi lokal pertama di Indonesia, beroperasinya Meratus Jaya membutuhkan usaha yang cukup besar dan tidak luput dari adanya kendala.
Kendala yang ada terutama pada masa konstruksi untuk dapat beroperasi sesuai dengan waktu yang direncanakan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur dan keterlambatan pengiriman barang, instalasi dan assembling peralatan.
"Kendala ini pada akhirnya berhasil diatasi dengan adanya komitmen dari kontraktor PT Krakatau Engineering dan pemegang saham, Aneka Tambang dan Krakatau Steel, untuk memberikan dukungan berupa pengiriman beberapa tenaga ahli untuk memastikan semua peralatan dapat terkirim dan terinstalasi dengan baik sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan," papar manajemen Krakatau Steel.
Krakatau bersama Aneka Tambang membentuk perusahan patungan bernama PT Meratus Jaya Iron & Steel pada 9 Juni 2008, dengan kegiatan usaha dalam bidang industri dan produk besi baja, perdagangan dan jasa yang berkaitan dengan besi baja yang berlokasi di Kalimantan Selatan dengan memanfaatkan sumber cadangan bijih besi lokal.
Penyertaan modal Krakatau Steel sebesar 66% pada Meratus Jaya sampai saat ini senilai Rp 343 milyar. Proyek ini merupakan proyek strategis bagi Krakatau Steel yang akan mendukung pengembangan produksi besi yang ada saat ini. (IGW)