Liputan6.com, Jakarta - Harga emas berbalik dari level terendah lebih dari dua minggu pada perdagangan Jumat setelah nonfarm payrolls AS tidak naik sebanyak yang diharapkan. Meskipun harga emas batangan masih di jalur penurunan mingguan terbesar sejak Maret.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (5/6/2021), harga emas di pasar spot melonjak 1 persen menjadi USD 1.889,27 per ounce pada pukul 13:46. EDT (1746 GMT), setelah pada hari sebelumnya mencapai level terendah sejak 19 Mei di USD 1.855,59. Harga emas turun 0,7 persen sepanjang pekan ini.
Baca Juga
Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 1 persen pada USD 1.892.
Advertisement
"Rebound yang kita lihat hari ini membuat tren naik pada grafik harian tetap hidup di pasar emas, dan itu mendorong kenaikan," kata Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Nonfarm payrolls AS meningkat 559.000 bulan lalu dibandingkan perkiraan 650.000 dalam jajak pendapat Reuters, sementara pesanan baru untuk barang-barang buatan AS turun lebih dari yang diharapkan pada bulan April.
Indeks dolar turun dari level tertinggi tiga minggu, membuat emas lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun juga bergerak lebih rendah.
“Bagian dari apa yang kami lihat dalam hal kekuatan emas adalah ekspektasi inflasi dan itu sebagian didasarkan pada data ekonomi yang lebih kuat, seperti pertumbuhan lapangan kerja yang lebih tinggi, pemulihan yang lebih luas di AS (dan) sebagian Eropa, dan China. masih baik-baik saja,” kata Jeffrey Christian, Managing Partner CPM Group.
"Harga emas mungkin akan terus diperdagangkan antara level USD 1.855 dan USD 1.920 per ons," kata Christian.
Emas sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Selain harga emas, harga perak juga naik 1 persen menjadi USD 27,73 per ounce. Palladium turun 0,1 persen menjadi USD 2.837,54 dan platinum naik 0,5 persen menjadi USD 1.162,83.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Bitcoin Turun, Investor Kembali Pertimbangkan Emas
Harga bitcoin turun sejak pertengahan Mei 2021 membuat investor institusional mulai beralih dari investasi bitcoin. Hal ini diungkapkan analis JPMorgan, Nikolaos Panigirtzoglou.
"Dana bitcoin terus mengalami arus keluar dan dana yang diperdagangkan di bursa emas terus mengalami arus masuk, menunjukkan bahwa peralihan dari bitcoin dan kembali ke emas tradisional oleh investor institusional masih berlangsung," kata Panigirtzoglou dilansir Coindesk, Rabu (2/6/2021).
Hingga akhir Mei, penurunan mata uang kripto paling populer ini mencapai 35 persen. Ini menjadi salah satu bulan terburuk untuk cryptocurrency atau mata uang kripto.
"Ada sedikit keraguan bahwa dinamika boom dan bust beberapa minggu terakhir mewakili kemunduran adopsi institusional pasar crypto, khususnya bitcoin dan ethereum," ujar Panigirtzoglou.
Analis melihat harga bitcoin untuk jangka menengah berada di kisaran USD 24.000 hingga USD 36.000. Padahal harga sebelumnya, bisa lebih dari USD 40.000.
"Kami telah berdebat sebelumnya bahwa kegagalan bitcoin untuk menembus USD 60.000 akan menjadi sinyal momentum berubah menjadi lebih bearish. Ini mendorong pelepasan posisi lebih lanjut, dan ini kemungkinan menjadi faktor signifikan dalam koreksi minggu lalu," tuturnya.
Bitcoin diperdagangkan dengan angka USD 36.221, harga ini mewakili penurunan hampir 1,5 persen selama 24 jam terakhir. Meski demikian, secara keseluruhan harga uang kripto meningkat 24 persen pada 2021. Untuk jangka pendek, mata uang kripto diprediksi dapat terus turun.
"Meskipun ada tanda-tanda tentatif stabilisasi dalam harga bitcoin dan ethereum setelah koreksi dalam beberapa pekan terakhir, latar belakang penentuan posisi belum pada level yang dapat dicirikan sebagai 'oversold,' ini membuat mereka rentan terhadap pelepasan posisi lebih lanjut," tulis laporan JPMorgan.
Advertisement
Harga Emas Dunia Naik, Data Ekonomi Menjadi Fokus
Harga emas naik berada di bawah posisi puncak selama hampir lima bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya. Kenaikan harga emas dipengaruhi imbal hasil Treasury AS, sementara investor menunggu data ekonomi utama minggu ini yang akan menjelaskan prospek inflasi.
Melansir laman CNBC, Kamis (3/6/2021), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.906,80 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak 8 Januari di USD 1.916,40, pada hari selasa.
Adapun harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3 persen menjadi USD 1.909,90. "Pada titik ini antisipasi dari beberapa berita ekonomi yang keluar minggu ini ... yang akan meningkatkan kekhawatiran mengenai inflasi dan akan berdampak positif pada momentum di pasar emas," kata Jeffrey Sica, Pendiri Circle Squared Alternative Investments.
Sica mengatakan jika momentum di pasar saham mencegah emas menembus lebih tinggi. Adapun benchmark imbal hasil obligasi 10-tahunan AS turun di bawah 1,60 persen.
Ini mengurangi biaya peluang memegang emas, yang tidak membayar bunga, sementara pasar saham melayang mendekati rekor tertinggi.