Sukses

Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Badan Wakaf Mikro di Tasikmalaya

Wakil Presiden, Ma'ruf Amin meresmikan Bank Wakaf Mikro (BWM) di Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (8/6)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden, Ma'ruf Amin meresmikan Bank Wakaf Mikro (BWM) di Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (8/6). Peresmian ini ditandai dengan penyerahan Surat Izin BWF dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada Pesantren Cipasung.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden Ma'ruf berharap dengan telah diterbitkannya surat izin tersebut, BWM di Pesantren Cipasung dapat segera beroperasi, mewujudkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di pesantren sekaligus mendorong peran pemberdayaan sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar.

"Karena permasalahan kesempatan berusaha bagi masyarakat kecil utamanya terkait akses permodalan juga telah menjadi perhatian pemerintah sejak lama," kata Ma'ruf dalam acara persemian.

Dia mengatakan selama ini masyarakat kecil yang ingin berusaha umumnya memiliki keterbatasan akses permodalan ke lembaga keuangan dan perbankan. Di samping itu, masyarakat yang baru memulai kegiatan berusaha juga memerlukan adanya pendampingan secara kontinyu serta akses pemasaran bagi produknya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini melihat bahwa pesantren yang jumlahnya mencapai 28.914 dan tersebar di berbagai wilayah Tanah Air merupakan potensi besar yang harus dimanfaatkan. Pesantren merupakan elemen masyarakat yang mempunyai fungsi strategis dalam pendampingan untuk mendorong pemberdayaan perekonomian masyarakat di lingkungan sekitarnya.

"Dalam kaitan itulah saya mengapresiasi peran OJK yang sejak tahun 2017 terus mendorong pengembangan Bank Wakaf Mikro di Pesantren," jelas Wakil Presiden.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Diawasi OJK

Sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang terdaftar dan diawasi OJK, BWM didirikan untuk menyediakan akses permodalan bagi masyarakat kecil yang belum memiliki akses pada lembaga keuangan formal serta berperan untuk memberdayakan komunitas di sekitar pesantren dengan pola pendampingan.

Melalui konsep yang dikembangkan tersebut, BWM diharapkan dapat secara nyata mendukung upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Target nasabah pembiayaan BWM adalah masyarakat miskin produktif yang tidak dapat mengakses lembaga keuangan formal.

Model bisnis BWM sendiri hadir sebagai inkubator untuk mempersiapkan nasabah agar 'naik kelas' menjadi pelaku usaha yang mampu mengakses lembaga keuangan formal dengan persyaratan pembiayaan yang lebih kompleks.

Sebagai catatan saja, saat ini telah berdiri 60 BWM di berbagai daerah di Indonesia. Dengan penyaluran pembiayaan mencapai Rp67 miliar kepada 44.900 nasabah dan 4.780 Kelompok Usaha Masyarakat Sekitar Pesantren Indonesia (KUMPI) diharapkan telah tercipta wirausahawan-wirausahawan baru yang akan mendorong bergeraknya kegiatan perekonomian di tingkat bawah.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com