Sukses

Sri Mulyani: Tak Mudah Bagi PLN Beralih ke Energi Terbarukan

Peningkatan konsumsi energi tanpa menaikkan CO2 atau emisi karbon hanya bisa dilakukan apabila pembangkit listrik beralis ke energi terbarukan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pembangkit energi harus beralih ke energi terbarukan untuk memenuhi konsumsi energi tanpa harus menaikkan CO2 atau emisi karbon. Saat ini, PLN tengah berusaha keras mewujudkan hal tersebut dan ini merupakan tantangan yang sangat besar.

"Transisi ini tidak mudah bagi PLN. Terutama sebagai perusahaan monopoli di bidang kelistrikan di Indonesia," ujarnya dalam diskusi online, Jakarta, Jumat (11/6).

Dia menjabarkan, Indonesia memiliki komitmen mencapai porsi energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025. Kebutuhan tersebut bisa menyulitkan PLN dari sisi biaya pembangkit listrik energi terbarukan.

"Itu merupakan suatu komitmen yang memiliki konsekuensi keuangan luar biasa bagi PLN. Apalagi kalau kita lihat hari ini dalam kondisi Covid-19, di mana permintaan terhadap listrik menurun," kata Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, dalam mendorng penggunaan energi terbarukan, perseroan sudah telanjur mengeluarkan biaya. Padahal garapannya hingga kini belum cukup besar.

"Sehingga ini yang menyebabkan terjadinya kelebihan kapasitas dari yang sudah dibangun oleh PLN, di mana yang porsi energi terbarukan masih sangat dominan," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Danone-Aqua Target Pakai 100 Persen Energi Terbarukan di 2030

Sebelumnya, Danone-Aqua berkomitmen menggunakan 100 persen energi terbarukan di tahun 2030. Hal sebagai wujud tanggung jawab perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, melalui berbagai inisiatif sosial dan lingkungan, Danone-Aqua terus berkomitmen dan berupaya untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan baik disekitar wilayah operasional maupun di daerah lain di Indonesia.

"Terkait pengelolaan kemasan plastik paska konsumsi, sejak tahun 2018 Danone-Aqua meluncurkan komitmen #Bijakberplastik dan menargetkan untuk dapat mengumpulkan plastik lebih banyak dari yang di gunakan, mengedukasi 5 juta murid sekolah dan 100 juta konsumen, serta menuju kemasan yang 100 persen bisa di daur ulang, digunakan ulang atau bisa di kompos pada tahun 2025," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (24/4/2021).

Danone-Aquajuga terus mendorong pemakaian produk guna ulang melalui kemasan galon yang membuat 70 persen bisnis Danone-Aqua saat ini telah sepenuhnya sirkular, serta menargetkan untuk menggunakan 50 persen bahan daur ulang di tahun 2025.

Program lain yang dijalankan adalah pengelolaan sumber daya air berkelanjutan di seluruh Daerah Aliran Sungai yang pelaksanaannya juga turut melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat lokal dimana pabrik Danone-Aqua beroperasi.

Danone-Aquapun berkomitmen menggunakan 100 persen energi terbarukan di tahun 2030, dan sebagai upaya untuk mencapai ambisi tersebut dilakukan pemasangan atap solar panel di semua pabrik secara bertahap.

Selain itu dilakukan juga program pengembangan ekonomi masyarakat (UMKM) di sekitar pabrik melalui program pertanian ramah lingkungan serta akses dan edukasi nutrisi untuk mendukung aksi cegah stunting.  

Bertepatan dengan peringatan Hari Bumi tahun ini, Danone-Aqua juga menginisiasi berbagai inisiatif program pengembangan keanekaragaman hayati di tingkat lokal melalui aksi penanaman pohon di Babakanpari Sukabumi, Klaten, Airmadidi, dan Wonosobo, pembuatan sumur resapan, serta pengembangan konservasi Jalak Bali di Desa Bongkasa Pertiwi, Bali.

"Upaya ini sekaligus merupakan perwujudan dari komitmen One Planet One Health yang menjadi visi utama Danone dan untuk mencapai visi besar tersebut Danone-Aqua, mengembangkan berbagai inisiatif untuk menjaga sirkularitas di tiga bidang yaitu sumber daya air, energi, dan kemasan," ungkap Karyanto.