Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan dalam rangka mendukung program Pemulihan EKonomi Nasional (PEN), per Mei 2021 BNI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 9,9 triliun kepada 100 ribu debitur.
“Tadi saya sampaikan penyaluran kur kita sampai dengan Mei ini sudah Rp 9,9 triliun kepada 100.000 debitur, juga tadi pencairan bantuan produktif usaha mikro atau BPUM itu kita sudah menyalurkan Rp 1,8 triliun kepada 1,5 juta penerima,” kata Royke dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (14/6/2021).
Baca Juga
Selanjutnya, BNI juga telah menyalurkan bantuan subsidi bunga UMKM sebesar Rp 1,05 triliun kepada 300 ribu debitur, juga menyalurkan penjaminan kredit UMKM sebanyak Rp 3,54 triliun kepada 3.100 debitur.
Advertisement
“Kita juga menyalurkan untuk subsidi untuk pekerja buruh Rp 7,7 triliun kepada 3.200 penerima, dan penyaluran untuk program pra kerja kartu pra kerja melalui BNI kurang lebih Rp 21,2 triliun itu kepada 5,9 juta penerima,” ujarnya.
Selain itu, BNI juga telah menyalurkan bantuan sosial berupa program sembako sebanyak Rp 17,1 triliun, dan program keluarga harapan (PKH) sebanyak Rp 14,3 triliun.
Adapun Royke menambahkan, sampai dengan kuartal I-2021 kredit BNI masih tumbuh sebesar 2,3 persen. Komposisi kredit pinjaman per segmen memang paling besar di korporasi baik swasta Rp 208,6 triliun maupun BUMN Rp 105 triliun.
“Namun kami juga berkomitmen untuk menyalurkan kredit kepada UMKM. D mana BNI telah menyalurkan kredit kepada UMKM atau segmen kecil Rp 87,7 triliun pada kuartal I-2021,” ujarnya,
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Segmen Kecil
Menurutnya, pertumbuhan kredit portofolio segmen kecil juga tertinggi dibanding segmen lain. “Jadi kalau total menengah dan kecil itu kurang lebih dari portofolio itu 27,5 persen dari total portfolio kami Rp 500,56 triliun,” katanya.
Royke melanjutkan, fungsi BNI sebagai intermediator pun telah berjalan baik hal itu terlihat dari kredit yang tumbuh sebesar 2,3 persen di kuartal I-2021. Dengan demikian kinerja keuangan BNI tumbuh positif di atas pertumbuhan industri yang mengalami kontraksi.
“Pertumbuhan kredit produktif di dorong pertumbuhan pada segmen kecil tadi saya sampaikan tumbuh begitu agresif mencapai 16,2 persen. Kemudian di korporasi swasta juga masih tumbuh 2,1 persen,” pungkasnya.
Advertisement