Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia atau IWAPI lakukan Musyawarah Nasional (Munas) ke-IX. Kali ini, lantaran digelar pada masa Pandemi Covid-19, Munas dilaksanakan secara online dan offline yang diikuti ribuan anggota dari Sabang sampai Merauke.
"Iya karena pandemi, pelaksanaan Munas dilaksanakan secara ketat, baik secara protokol kesehatannya ataupun jumlah peserta yang akan hadir," tutur Tatyana Sutara, selaku Ketua OC MUNAS IWAPI IX, Jumat (18/6/2021).
Baca Juga
Munas yang mengambil tema 'Tantangan Digitalisasi Financial Sebagai Resensiliasi Perempuan Pengusaha di Masa Pandemi dan di Era New Normal', hanya diikuti sekitar 150 peserta secara offline atau hadir di lokasi acara. Sisanya, sebanyak 1.500 orang mengikuti acara secara online atau virtual.
Advertisement
"Diikuti oleh 34 provinsi, itu pun peserta Munas dari daerah hanya Ketua Umum, dikarenakan menyesuaikan dengan pembatasan sesuai Prokes," tutur Tatyana.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dorong Pengusaha Wanita Beralih ke Digital Marketing
Sementara, IWAPI juga mendorong lebih dari 30 ribu anggotanya, untuk memahami dan pindah haluan ke digital marketing. Langkah ini diambil untuk menyiasati tantangan pandemi Covid-19 yang menurunkan sektor UMKM di Indonesia dan juga dunia.
"Sesuai dengan temanya yang digitalisasi, makanya, kita ngepush, karena belum semua yang melek teknologi. Kita harus pindah, moving ke digital atau online kalau mau usaha kita hidup atau jalan terus," tutur Ketua IWAPI Nita Yudi, saat ditemui seusai acara Musyawarah Anggota (Munas) ke IX di Hotel J.W Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan.
Menurutnya, dengan adanya kontraksi pandemi sebesar 0.29 persen di tahun 2020, lalu masih minusnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, sudah saatnya pelaku UMKM dan UKM wanita di Indonesia bersama-sama bangkitkan kembali perekonomian. Pengusaha wanita Indonesia, diharuskan melihat peluang dibalik tantangan, agar bisa keluar dari krisis ekonomi ini.
"Kita harus menyadari, dibalik tantangan pasti ads peluang, buktinya banyak usaha kuliner yang tumbuh di masa pandemi. Contohnya saja usaha cathering yang dikelola IWAPI, itu dalam sebulan omsetnya bisa sampai Rp 1 miliar," tutur wanita yang menjabat Ketua IWAPI dua periode itu.
Lalu, belum lagi usaha barang ekspor yang mulai dijajaki IWAPI. Seperti IWAPI yang bekerjasama dengan pemerintah Kanada, sehingga bisa mengekspor kopi ke sana. Lalu peralatan spa untuk Timur Tengah, keripik atau cemilan khas Kalimantan yang mulai diekspor ke Korea Selatan, dan banyak lainnya.
Â
Advertisement
Gandeng Pengusaha Muda
Disamping itu, IWAPI juga menggandeng para pengusaha muda atau milenial untuk bergabung bersama. Dengan begitu kaum milenial ini mampu menyerap digitalisasi dan mengajarkannya kepada anggota lain.
"Bulan lalu sudah pelatihan, ada 400 wanita muda atau milenial, mereka pengusaha, dan bergabung bersama kami," katanya.
Dia pun berharap, program stimulus dari pemerintah tetap dilakukan di masa pandemi Covid-19 ini. Sebab, banyak sekali wirausaha wanita baru yang terlahir karena pandemi.
"Stimulus atau bantuan langsung dari pemerintah untuk pelaku UMKM dan UKM sangatlah membantu kami, saya harap akan tetap berlangsung selama pandemi,"katanya.Â