Sukses

Menhub: Perlu SDM Kompeten untuk Wujudkan Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia

Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang transportasi khususnya pelayaran jika ingin menjadi poros maritim dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, Indonesia berambisi menjadi poros maritim dunia. Hal ini dikarenakan lautan Indonesia menjadi jalur strategis dalam pelayaran internasional.

Oleh karenanya, untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang transportasi khususnya pelayaran.

"Oleh karena itu, perguruan tinggi maritim memiliki peran penting dalam membentuk SDM untuk mewujudkan hal itu," ujar Menhub dalam pembukaan program Magister Terapan STIP, Senin (21/6/2021).

Saat ini, lanjutnya, Kementerian Perhubungan melalui BPSDM memiliki 27 lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang transportasi. Salah satu institusi pendidikan di bawah Kemenhub, STIP, memfasilitasi peningkatan jenjang kompetensi maritim dengan membuka program magister terapan.

Ada dua program magister terapan yang dibuka di STIP. Pertama yaitu, prodi Pemasaran, Inovasi dan Teknologi Program Magister Terapan (M.Tr.M) dan Teknik Keselamatan dan kedua ialah program studi Resiko Program Magister Terapan (M.Tr.T).

"Tentu program ini merupakan yang pertama di Indonesia karena STIP di Jakarta menjadi yang pertama berkesempatan menyelenggarakan magister terapan," ujar Menhub.

Selain itu, Kemenhub juga membuka sekolah PTDI-STTD yang fokus di bidang transportasi darat. Dengan kemajuan dalam pendidikan transportasi ini, diharapkan, Indonesia akan memiliki SDM yang inovatif, kreatif, kompeten dan berdaya saing untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Saya pribadi dan atas nama Kememhub mengucapkan terima kasih ke Kemendikbud-Ristek dan seluruh pihak yang membantu pembukaan program studi ini," ujar Menhub.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Indonesia dan Prancis Pererat Kerja Sama Maritim Demi Pembangunan Ekonomi

Indonesia dan Prancis sepakat mengeratkan kerja sama maritim untuk pembangunan ekonomi. 

Wamenlu RI, Mahendra Siregar telah menerima courtesy call Menteri Kelautan Prancis, Annick Girardin, yang tengah melakukan lawatan ke Indonesia (08/6/2021).  

Mengutip laman resmi Kemlu, Menteri Kelautan Prancis sampaikan bahwa Indonesia merupakan negara non-Eropa pertama yang dikunjunginya sejak menjabat pada Juli 2020. 

Pertemuan membahas langkah konkret merealisasikan potensi peningkatan kerja sama bilateral RI-Prancis, khususnya di bidang kemaritiman dan kelautan, serta kerja sama yang lebih luas dalam kerangka Indo-Pasifik.   

Wamenlu RI menggarisbawahi bahwa terdapat potensi kerja sama yang besar yang dalam lingkup kemaritiman, terutama pemanfaatan dan pengelolaan natural capital, baik di darat maupun di laut, secara berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat. 

Dengan pendekatan nilai kesetaraan, keadilan, dan kemajuan kedua belah pihak, Indonesia menyambut positif berbagai inisiatif peningkatan kerja sama bilateral yang diupayakan pemangku kepentingan kedua negara. 

Sebagai mitra strategis Indonesia, Prancis harapkan kedua negara saling dukung dalam menyuarakan solusi terhadap tantangan global pada forum internasional. Prancis dan Indonesia juga perlu mengedepankan kerja sama konstruktif dalam menghadapi tantangan bersama tersebut. Dukungan terhadap pembangunan ekonomi Indonesia pada ranah kemaritiman tidak terlepas dari upaya bersama mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 14: Life Below Water. 

Menteri Girardin sampaikan apresiasi atas dukungan Indonesia terhadap terpilihnya Prancis sebagai Development Partner ASEAN dan tegaskan ik​tikad untuk kerja sama dalam kontribusi terhadap pembangunan di Indonesia, termasuk dengan pelibatan komunitas bisnis Prancis di Indonesia dan juga lembaga Agence Française de Développement (AFD).

​​Pada pagi hari yang sama, Menteri Girardin telah menandatangani dua kesepakatan, LoI Pembentukan Mekanisme Dialog Bilateral Maritim dan Joint Statement untuk Pengembangan Program Kerja Sama Kelautan dan Perikanan, serta menyaksikan penandatanganan LoI untuk Pengembangan Eco-Fishing Ports di Indonesia antara KKP RI dengan AFD.

Ketiga kesepakatan merupakan wujud komitmen kedua negara untuk meningkatkan dan merealisasikan kerja sama maritim.

Secara khusus, Bilateral Maritime Dialogue menjadi mekanisme payung yang strategis bagi diplomasi bilateral untuk memastikan agar kerja sama di bidang maritim diimplementasikan secara konkret dan terarah guna memajukan pembangunan Indonesia dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.