Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, sebanyak 1.099 karyawan Garuda telah mengajukan pensiun dini.
Pengajuan ini merupakan tindak lanjut dari program pensiun dini yang ditawarkan perseroan pada tanggal 19 Mei hingga 19 Juni 2021.
"Memang ada 1.099 dan memang yang dari jumlah masuk ini, jumlah pilot yang mendaftar masih belum terlalu banyak," ujar Irfan dalam rapat kerja dengan Komis VI DPR RI, ditulis Selasa (22/6/2021).
Advertisement
Adapun, pensiun dini ini dilakukan sebagai bentuk efisiensi dan menyehatkan kembali keuangan perseroan. Selama masa pandemi Covid-19, Garuda Indonesia juga tercatat mengoperasikan pesawat dalam jumlah minim.
Menurutnya, program pensiun dini tersebut sudah mengikuti undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku dan sudah didiskusikan dengan serikat pekerja Garuda Indonesia.
Ke depannya, pihaknya akan melakukan penawaran-penawaran lain bagi karyawan selain program ini. "Yang jelas kita tidak punya keinginan sama sekali untuk mendzalimi karyawan, dan ini bukan waktu yang tepat orang dipaksa keluar," tandasnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Merugi, Garuda Indonesia Bakal Tutup Beberapa Rute Ini
Sebelumnya, maskapai nasional Garuda Indonesia akan menutup sejumlah rute penerbangan internasional demi menyehatkan keuangan perusahaan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, penutupan ini dilakukan mulai bulan depan gegara rute ini tidak menghasilkan keuntungan bagi keuangan perusahaan.
Adapun rute-rute tersebut diantaranya rute menuju Melbourne dan Perth, Australia, lalu rute menuju Osaka, Jepang.
"Australia memang mereka lockdown ketat dan sebelum lockdown saja mereka membatasi maksimum 50 persen penumpang untuk masuk ke Australia," jelas Irfan dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI yang disiarkan di YouTube, ditulis Selasa (22/6/2021).
Kendati, ada beberapa rute yang dipertahankan karena memiliki potensi untuk untung. Rute ini memang berbasis pengangkutan barang (kargo), dan bisnis kargo Garuda Indonesia tercatat melonjak di tahun 2021.
Untuk rute ke Australia, hanya penerbangan menuju Sydney yang masih dipertahankan karena alasan konektivitas. Kemudian rute menuju Amsterdam, Belanda dan Kuala Lumpur, Malaysia juga masih dipertahankan.
Lalu penerbangan ke Seoul masih dimonitor dan tujuan Singapura akan dikurangi. Kemudian penerbangan yang tercatat menguntungkan ialah tujuan Bangkong, Hong Kong dan China.
Advertisement