Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan menunjuk Bali sebagai lokasi destinasi wisata yang akan menjalankan program wisata bervaksin. Program ini dibuat untuk Pulau Dewata demi mendorong perekonomian Bali.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan Bali dipilih untuk program ini karena perekonomian daerahnya masih terkontraksi dari awal tahun 2020. Bahkan diperkirakan perekonomian di Bali masih terkontraksi pada kuartal kedua tahun ini.
Baca Juga
"Saya dapat informasi kalau perekonomian di Bali Q2 diperkirakan masih minus 6 persen," kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Selasa (22/6/2021).
Advertisement
Maka penunjukkan Bali sebagai destinasi wisata bervaksin diharapkan bisa membantu untuk proses pemulihan ekonomi daerah. Program ini pun kata Sandiaga memungkinkan untuk dilakukan di berbagai destinasi wisata lainnya.
"Ibaratnya yang paling butuh sekarang ini ya Bali. Makanya kita kasih prioritas sesuai dengan arahan pimpinan, tapi tidak menutup kemungkinan dengan destinasi lainnya," katanya.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Membantu Program Pemerintah
Di sisi lain, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan program wisata bervaksin ini bisa membantu pemerintah memberikan vaksin kepada masyarakat. Agar target 1 juta vaksin sehari bisa terwujud.
Sandiaga menambahkan, vaksinasi ini bisa dilakukan sebelum turis berwisata di Bali. Sehingga para turis bisa liburan berkualitas dan perekonomian di Bali segera pulih.
"sehingga punya kualitas kunjungan yang baik dan belanja juga berdampak ke ekonomi kreatif," kata dia.
Dalam program ini sejumlah pihak ikut terlibat seperti Kementerian Kesehatan,Pemerintah Provinsi Bali dan para perusahaan BUMN. Terkait persediaan vaksin, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian BUMN.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement