Sukses

Ambisius Gulingkan Facebook, Miliarder Real Estate Ini Gelontorkan Rp 1,4 Triliun

Miliarder ingin proyek ini memudahkan pengguna mengontrol data mereka. Facebook, yang saat ini terhubung dengan aplikasi seperti Instagram dan WhatsApp, memiliki data koneksi sosial penggunanya.

Liputan6.com, Jakarta Miliarder real estate Frank McCourt berencana meluncurkan Project Liberty, sebuah proyek untuk mewujudkan transparansi pengelolaan data dalam bermedia sosial.

Misinya diwujudkan dengan mengucurkan investasi senilai USD 100 juta (Rp 1,4 triliun) agar media sosial raksasa seperti Facebook dan media sosial lainnya tidak mendominasi kontrol data milik pengguna.

Mengutip laman Entrepreneur, Kamis (24/6/2021), proyek ini akan memudahkan pengguna mengontrol data mereka.

Project Liberty didirikan atas ketakutan sebagian besar pengguna media sosial akan keamanan data mereka di media sosial besar.

Misalnya saja Facebook, yang saat ini terhubung dengan aplikasi di jaringan kuasa Mark Zuckerberg seperti Instagram dan WhatsApp, memiliki data koneksi sosial penggunanya.

"Kita hidup di bawah pengawasan terus-menerus, dan apa yang terjadi dengan akumulasi kekayaan dan kekuasaan besar-besaran di tangan segelintir orang sangat tidak stabil. Ini mengancam kapitalisme karena kapitalisme perlu memiliki semacam keadilan untuk bertahan hidup," ujar McCourt.

McCourt menjelaskan, Project Liberty menggunakan teknologi blockchain untuk membangun infrastruktur digital baru bernama Decentralized Social Networking Protocol (DSNP). DNSP ini memungkinkan pengguna media sosial mengendalikan data mereka sendiri.

Secara rinci, USD 75 miliar investasi ini akan disalurkan ke institut di Georgetown University di Washington, DC dan sebanyak USD 25 miliarnya digunakan untuk mengajak pengusaha membuat layanan berbasis DSNP.

Sebenarnya, selain McCourt, miliarder Twitter Jack Dorsey juga telah memperkenalkan Bluesky Project yang berbasis blockchain.

Hal ini dilakukan untuk merestrukturisasi media sosial agar pengelolaan datanya tidak dikuasai satu pihak, melainkan dikendalikan sendiri oleh pengguna.

Saksikan Video Ini

2 dari 3 halaman

Deretan Pesohor yang Jadi Miliarder Gara-gara Media Sosial, Siapa Saja?

Media sosial menjadi salah satu gaya hidup terutama di kalangan generasi milenial. Tak heran, memiliki bisnis di bidang media sosial menjadi salah satu pilihan menguntungkan, karena pasar yang dituju sangat besar.

Bahkan, berbisnis di bidang ini dapat menjadikan seseorang miliarder. Jika miliarder yang kita kenal sering berurusan dengan bisnis-bisnis konstruksi, energi hingga barang mewah, beberapa orang menjadi miliarder karena menciptakan dan mengembangkan aplikasi media sosial.

Lantas, siapa saja miliarder-miliarder sosial media tersebut? Mengutip laporan Forbes, Selasa (8/6/2021), berikut daftarnya.

1. Mark Zuckerberg, Pendiri Facebook

Siapa yang tidak mengenal platform media sosial ini? Zuckerberg memulai Facebook di Harvard pada 2004 pada usia 19 tahun untuk menyediakan sarana di mana siswa dapat mencocokkan nama dengan foto teman sekelas.

Facebook resmi go public pada Mei 2012 dan Zuckerberg masih memiliki sekitar 15 persen saham. Zuckerberg, yang saat ini berusia 36 tahun, memiliki kekayaan USD 97 miliar.

2. Zhang Yiming, Pendiri ByteDance (TikTok)

Zhang Yiming ialah bos ByteDance, salah satu platform konten media terbesar di China. Di usia 37 tahun, kekayaan Yiming mencapai USD 35,6 miliar.

ByteDance paling dikenal dengan aplikasi berita Toutiao dan aplikasi video sosial TikTok dimana pemegang sahamnya termasuk Sequoia Capital China.

 

3 dari 3 halaman

3. Parel Durov, Pendiri Telegram

Pavel Durov adalah pendiri dan pemilik aplikasi perpesanan Telegram, yang memiliki lebih dari 500 juta pengguna di seluruh dunia. Kekayaannya mencapai USD 17,2 miliar meski usianya masih 36 tahun.

Seperti yang kita ketahui, Telegram saat ini bersaing dengan aplikasi perpesanan seperti WhatsApp, yang dimiliki oleh Facebook.

Durov dikenal sebagai Zuckerberg dari Rusia karena ia juga menciptakan Vkontakte, jejaring sosial terbesar di Rusia. Dia mendirikan Vkontakte saat berusia 22 tahun.

Pada 2015, ia menjual 12 persen saham di jejaring sosial tersebut dengan harga sekitar USD 300 juta. Pada 2018 Pavel, bersama saudaranya Nikolai Durov, mengumpulkan USD 1,7 miliar dari investor untuk membuat TON, sistem blockchain berdasarkan Telegram.

4. Su Hua, Pendiri Kuaishou

Su Hua mendirikan Kuaishou sebagai aplikasi pembuat GIF pada tahun 2011, kemudian mengubahnya menjadi platform berbagi video dan streaming langsung.

Aplikasi ini telah mengumpulkan basis pengguna yang luas (termasuk banyak di pedesaan China), melampaui lebih dari 110 juta pengguna aktif harian pada Desember 2017.

Didukung sebagian oleh perusahaan Internet China Tencent, nilai Kuaishou melonjak hingga USD 18 miliar yang dilaporkan pada Januari 2018.

Su dilaporkan memiliki kekayaan bersih USD 17,8 miliar di usia 39 tahun.