Liputan6.com, Jakarta - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Nusron Wahid menegaskan, integrasi ekosistem usaha melalui pembentukan holding BUMN Ultra Mikro (UMi) memiliki manfaat yang luar biasa besar bagi masyarakat dan melindungi mereka dari jeratan rentenir.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar ini menekankan, langkah strategis pemerintah melalui Holding UMi ini untuk mendukung keberlangsungan dan pertumbuhan usaha wong cilik. Langkah itu pun murni bentuk bisnis yang membumi dan jangan dipolitisasi.
Baca Juga
"Karena dapat mempercepat proses pembiayaan pelaku usaha ultra mikro, supaya semua ter-cover pembiayaan (lembaga keuangan formal), dan bermigrasi dari rentenir. Yang kedua mempercepat pelaku usaha UMi naik kelas, yang sebelumnya belum bankable jadi bankable," tegasnya, Jumat (25/6/2021).
Advertisement
Nusron menyatakan jika pihak-pihak penolak holding BUMN Ultra Mikro secara tidak langsung melanggengkan praktik rentenir.
"Karena itu kalau ada pihak yang menolak holding BUMN Ultra Mikro ini adalah antek-anteknya rentenir. Langkah ini, adalah terobosan untuk mencapai target pemerintah meningkatkan akses keungan dari yang hanya 20 persen di segmen usaha UMi, juga menaik kelaskan pelaku usaha dan memperkuat ekonomi nasional," ungkapnya.
Menurut dia, holding tersebut akan memperluas akses layanan keuangan bagi pelaku usaha kecil. Segmentasi ekosistem ultra mikro didominasi oleh petani, pedagang tradisional, pemilik toko dan pekerja lepas.
Pelaku usaha ultra mikro dan UMKM, kata dia, merupakan tulang punggung dan kunci pemulihan ekonomi nasional, sehingga harus diselamatkan dari dampak pandemi Covid-19. Dengan terbentuknya ekosistem usaha yang kuat melalui holding, dia berharap pelaku usaha ultra mikro dapat bangkit, berkembang, serta naik kelas.
"Holding akan membawa manfaat yang besar bagi ketiga BUMN tersebut. Sehingga nasabah bisa cepat berkembang usahanya. Jadi ini mutual benefit. Yang diuntungkan BUMN yang bersangkutan dan nasabah. Ini membuat usaha ultra mikro menjadi atraktif," jelasnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Backup Dana
Mengacu pada data yang dimilikinya, saat ini ada sekitar 40 juta pelaku usaha UMi di Indonesia. Di segmen pelaku usaha tersebut, Nusron memperkirakan kapitalisasi bisnis perhari di kisaran Rp 1-2 juta dan sulit tersentuh layanan produk keuangan formal.
Dia pun menyebut yang terlayani oleh lembaga keuangan formal itu hanya sekita 8 juta unit usaha UMi atau sekitar 20 persen saja. Nusron khawatir sisanya dilayani oleh praktik layanan jasa keuangan rentenir dengan bunga tinggi yang meresahkan masyarakat.
"Dengan konsolidasi tiga BUMN dalam satu sektor lembaga keuangan di bawah BRI yang fokus ke mikro, akan terjadi backup dana. Dengan holding BRI dapat dengan mudah menempatkan dana di PNM dan Pegadaian. Sehingga, ekspansi pembiayaan Pegadaian dan PNM menjadi lebih lincah, efisien dan murah," tuturnya.
Advertisement