Sukses

Bangun Smelter, Kapuas Prima Coal Dapat Pinjaman Rp 1,3 Triliun dari Bank Mandiri

Bank Mandiri menandatangani perjanjian kredit valas dengan PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) dengan total mencapai USD 96 juta atau setara Rp 1,38 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Mandiri menandatangani perjanjian kredit valas dengan PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) dengan total mencapai USD 96 juta atau setara Rp 1,38 triliun (kurs Rp 14.455 per dolar AS). Pinjaman valas ini akan digunakan untuk membiayai operasional perusahaan serta mendukung modal kerja ZINC.

Dari total pinjaman yang diberikan tersebut, mayoritas akan dipakai untuk kebutuhan modal kerja serta belanja modal (capital expenditure) ZINC dalam menambah kapasitas produksi di sektor pertambangan mineral. Di samping itu, Bank Mandiri juga memberikan tambahan non cash loan sebesar USD 14 juta.

SVP Corporate Banking Bank Mandiri Helmy Afrisa Nugroho mengatakan, kerjasama ini merupakan salah satu strategi perusahaan untuk terus mendukung industri pertambangan dan diharapkan dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi ke depan.

"Dukungan ini menjadi bukti realisasi Bank Mandiri untuk menjadi mitra finansial utama pilihan nasabah dengan berbagai produk keuangan utama yang diharapkan mampu mendukung pemulihan ekonomi ke depan," ungkap Helmy, Selasa (29/6/2021).

Helmy menambahkan, ke depan Bank Mandiri juga akan terus menggali potensi kredit di sektor-sektor prospek positif lainnya seperti Fast Moving Consumer Goods (FMCG), perkebunan sawit dan CPO, energi serta konstruksi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perkuat Sisi Produksi

Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha ZINC Evelyn Kioe menyatakan, sebagian dana hasil perjanjian kredit ini akan dipakai untuk memperkuat sisi produksi perusahaan seperti investasi infrastruktur penambangan guna menambah kapasitas produksi.

Salah satunya pembangunan smelter yang berada di Kotawaringin, Kalimantan Tengah. Pembangunan fasilitas pertambangan tersebut direncanakan akan memasuki tahap commisioning pada kuartal III 2021 dan menjadi smelter pemurnian timbal pertama di Indonesia.

"Kami berharap dengan perjanjian kredit ini dapat memacu produksi sesuai dengan target sebelumnya, dan target penyelesaian smelter milik ZINC dapat berjalan baik sejalan dengan program hilirisasi yang dicanangkan Pemerintah Indonesia," ujarnya.