Liputan6.com, Jakarta - Perbankan kini ramai berlomba-lomba untuk menjadi bank digital. Namun, Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja rupanya belum mau sepenuhnya beralih ke layanan digital dan meninggalkan layanan konvesional kepada nasabah.
Jahja menyatakan, dirinya tak mau meninggalkan para nasabah kolot yang masih menggunakan SMS banking dan phone banking untuk mengakses layanan keuangan di BCA.
Baca Juga
"Kita musti ada SMS banking. Kan kaget juga dengernya. Saya sendiri udah lupa gimana gunakan SMS banking. Ternyata masih ada ribuan nasabah kita yang pakai itu," ujar dia dalam sesi webinar, Rabu (30/6/2021).
Advertisement
"Phone banking, waduh, kita rasanya udah jarang denger. Kenyataan masih ada nasabah yang menggunakan itu," dia menambahkan.
Selain itu, Jahja juga mencermati ternyata masih banyak nasabah BCA yang menggunakan layanan internet banking menggunakan token. Banyak diantaranya yang masih belum mau beralih ke layanan mobile banking.
"Ternyata untuk memindahkan nasabah yang biasa pakai internet banking, meskipun itu pakai token, dengan mobile banking yang tanpa token dengan pin itu saja susah. Belum tentu semua orang mau. Mereka masih berasumsi, oh token lebih aman, argumentasi ya," tuturnya.
"Dan kebiasaan. Kalau sudah terbiasa ini mau merubahnya itu susah banget rasanya. Mau enggak mau kita kalau mau betul-betul user friendly, kita harus menyediakan segala-galanya untuk nasabah," tegas Jahja.
Oleh karenanya, meskipun pada Juli 2021 nanti BCA akan mengeluarkan platform bank digital, Jahja bersikukuh tetap tidak mau meninggalkan para nasabah lamanya. Menurut dia, layanan perbankan terhadap nasabah dari berbagai platform dan rentang usia tetap harus diutamakan.
"Jadi kita mau tidak mau harus menyediakan berbagai produk sesuai dengan kemampuan atau kesenangan nasabah. Yang penting kita harus user friendly. Jadi kita menyediakan yang terbaru, tetapi yang lama tidak bisa ditinggal," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
LPEI Peroleh Pendanaan dari BCA Rp 3 Triliun
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank kembali mendapatkan dukungan pendanaan dari perbankan dalam negeri. Kali ini dukungan diberikan oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) dalam bentuk time loan facility senilai Rp3 triliun dengan tenor 2 tahun.
Fasilitas tersebut, terdiri dari time loan non-revolving 1 Rp1,5 triliun dan time loan non-revolving 2 Rp500 milyar dengan tenor 2 tahun dan tambahan time loan non-revolving 3 senilai Rp1 triliun dengan tenor 2 tahun.
Dukungan pendanaan ini diharapkan akan memperkuat strategi bisnis LPEI dalam melaksanakan mandat undang-undang untuk mengakselerasi ekspor.
Penandatanganan dilaksanakan secara virtual oleh Direktur Pelaksana III LPEI Agus Windiarto, Direktur Pelaksana I LPEI Dikdik Yustandi, Direktur BCA Subur Tan, Direktur BCA Rudy Susanto, serta disaksikan oleh Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas dan Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, pada Selasa (22/6/2021).
Agus Windiarto menyampaikan, dukungan pembiayaan dari BCA tersebut akan digunakan untuk mendukung keperluan pembiayaan dan kegiatan bisnis LPEI seperti pembiayaan, penjaminan dan asuransi.
“Dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi LPEI terus bersinergi dengan perbankan di dalam negeri. Penandatanganan kerja sama ini juga membuktikan bahwa LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan terus mendapatkan kepercayaan dan dukungan penuh dari lembaga keuangan di dalam negeri untuk menjalankan mandat guna mendorong kinerja ekspor nasional,” ucap Agus Windiarto.
Advertisement
Disambut Baik BCA
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyambut baik perpanjangan kerjasama ini.
“Kebersamaan yang telah terjalin sejak tahun 2016 antara BCA dengan LPEI merupakan kesempatan yang istimewa. Sepanjang perjalanan tersebut, kami mencermati adanya dampak positif yang dirasakan. Hari ini, BCA kembali meneruskan kerja sama dengan memberikan penambahan fasilitas time loan senilai Rp1 Triliun. Kita sama-sama berharap fasilitas ini dapat mendukung pertumbuhan ekspor nasional dan percepatan program Pemulihan Ekonomi Nasional,” kata Jahja.
Kerja sama pendanaan LPEI dan BCA diharapkan akan membantu percepatan pertumbuhan ekspor nasional melalui penyaluran pembiayaan, penjaminan dan asuransi kepada pelaku usaha berorientasi ekspor. Dukungan likuiditas dari BCA diyakini akan memberikan ruang bagi LPEI untuk menyalurkan pembiayaan dengan lebih baik kepada para pengusaha di dalam negeri ditengah pandemi Covid-19.