Sukses

BPS: Deflasi 0,16 Persen di Juni 2021

BPS mencatat bulan Juni 2021 terjadi deflasi sebesar 0,16 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mencatat, pada bulan Juni 2021 Terjadi deflasi sebesar 0,16 persen. Inflasi tahun kalender 0,74 persen. Kemudian inflasi tahun ke tahun sebesar 1,33 persen.

Dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) sebanyak 56 kota mengalami deflasi kemudian sebanyak 34 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,89 persen. Deflasi terendah terjadi di Palembang sebesar 0,01 persen.

"Di Kupang terjadi deflasi 0,89 persen yang memberi andil karena adanya penurunan harga kangkung. Di mana kangkung memiliki andil 0,20 persen," Katanya, Jakarta, Kamis (1/7).

Kemudian, penyebab deflasi lainnya juga karena adanya penurunan tarif angkutan udara yang memiliki andil 0,14 persen dan penurunan harga tomat yang memberi andil 0,13.

Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Singkawang sebesar 1,36 persen. Inflasi terendah terjadi di Pekanbaru dan Tanjung Selor sebesar 0,01 persen.

"Di Singkawang karena adanya kenaikan harga daging babi. Memiliki andil 0,51 persen. Serta kenaikan tahu mentah dan daging ayam ras sebesar, 0,18 persen," tandasnya.

 

Reporter : Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Inflasi Mei 2021 Capai 0,32 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Mei 2021 mencapai 0,32 persen. Adapun inflasi tahun kalender Januari- Mei 2021 mencapai 0,90 persen, sementara inflasi tahun ke tahun 1,68 persen.

"Inflasi Mei sebesar 0,32 persen permintaan terasa sekali pada bulan Mei ini terutama bahan makanan kebutuhan saat puasa dan hari raya," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam rilis BPS, di Kantornya Jakarta, Senin (3/5/2021).

Dia mengatakan dari 90 kota IHK yang dipantau BPS ada 78 kota alami inflasi. Sementara sisanya 12 kota mengalami deflasi.

Dari 72 kota yang mengalami inflasi, tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,82 persen dan terendah terjadi di Tembilahan 0,01 persen.

Adapun penyebab inflasi tertinggi di Manokwari utamanya terkait dengan angkutan udara dengan andil 0,77 persen serta bayam, 0,29 persen.  "Itu komoditas utama yang mendorong inflasi di Manokwari," imbuhnya.

Kemudian dari 12 kota mengalami deflasi tertinggi tercatat di Timika dengan minus 0,83 persen dan terendah terjadi di Palembang dengan minus 0,02 persen.

Di mana komoditas yang mendorong deflasi di Timika adalah kangkung, cabe rawit, rawit hijau, cabai merah, kol putih atau kubis.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra 

Sumber: Merdeka.comÂ