Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia Mei 2021 menurun sebesar 3,85 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan Mei 2020. Namun, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, naik 24,58 persen.
"Jumlah kunjungan wisman Mei 2021 mengalami peningkatan sebesar 24,48 persen," ujar Margo dalam konferensi pers online, Jakarta, Kamis (1/7/2021).
Margo menjelaskan, secara kumulatif Januari hingga Mei 2021. Jumlah kunjungan wisman mencapai 664,54 ribu kunjungan atau menurun drastis sebesar 77,62 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2020 yang berjumlah 2,97 juta kunjungan.
Advertisement
Adapun Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia Mei 2021 mencapai rata-rata 31,97 persen atau melonjak sebesar 17,52 poin dibandingkan dengan TPK bulan yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar 14,45 persen.
"Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, April 2021, TPK Mei 2021 mengalami penurunan sebesar 2,66 poin," kata Margo.
Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Mei 2021 tercatat sebesar 1,67 hari. Angka ini terjadi penurunan sebesar 0,19 poin jika dibandingkan dengan keadaan Mei 2020.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BPS: Deflasi 0,16 Persen di Juni 2021
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mencatat, pada bulan Juni 2021 Terjadi deflasi sebesar 0,16 persen. Inflasi tahun kalender 0,74 persen. Kemudian inflasi tahun ke tahun sebesar 1,33 persen.
Dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) sebanyak 56 kota mengalami deflasi kemudian sebanyak 34 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,89 persen. Deflasi terendah terjadi di Palembang sebesar 0,01 persen.
"Di Kupang terjadi deflasi 0,89 persen yang memberi andil karena adanya penurunan harga kangkung. Di mana kangkung memiliki andil 0,20 persen," Katanya, Jakarta, Kamis (1/7).
Kemudian, penyebab deflasi lainnya juga karena adanya penurunan tarif angkutan udara yang memiliki andil 0,14 persen dan penurunan harga tomat yang memberi andil 0,13.
Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Singkawang sebesar 1,36 persen. Inflasi terendah terjadi di Pekanbaru dan Tanjung Selor sebesar 0,01 persen.
"Di Singkawang karena adanya kenaikan harga daging babi. Memiliki andil 0,51 persen. Serta kenaikan tahu mentah dan daging ayam ras sebesar, 0,18 persen," tandasnya.
Advertisement