Liputan6.com, Jakarta - Berbagai negara saat ini sepakat untuk terus menekan polusi udara akibat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan rendah. Saat ini juga berbagai negara telah menerapkan standar emisi gas buang akibat BBM fosil.
Penggunaan standar emisi gas buang kendaraan bermotor sebenarnya sudah tertuang dalam buku panduan bila kita membeli satu kendaraan. Namun demkian, di Indonesia sendiri masih abai dengan buku panduan dalam memilih BBM khusus.
Baca Juga
Pengguna kendaraan bermotor acap kali mengabaikan manfaat buku panduan dan stiker petunjuk penggunaan BBM yang dikeluarkan pabrikan otomotif.
Advertisement
Pengamat Otomotif Anton Fiat berpendapat bahwa buku panduan yang tertuang terkait dengan pemilihan BBM acap kali memang diabaikan. Karena, masyarakat tidak terlalu melulu paham mengenai pemilihan BBM sesuai dengan kendaraan pribadinya.
"Karena kesadaran masyarakat itu perlu digugah, terkadang kita juga abaik. Nah kembali lagi, kalau kita pakai istilah, lihat isi kantong dan jangkauan harganya itu sendiri," kata Anton dikutip Kamis (1/7/2021).
Karena itu, Anton pun mengajak baik pabrikan otomotif untuk bisa mensosialisasikan pengguaan BBM dengan kualitas baik. Hal itu untuk kepentingan kehidupan bersama.
"Jadi bagaimana petunjuk yang diterapkan itu bisa sampai, bukan hanya sebagai imbauan atau slogan," kata dia.
Karena para konsumen Indonesia untuk mengikuti rekomendasi pabrikan yang terdapat dalam buku panduan maupun stiker itu jarang sekali. Meski pun, stiker yang ditempel dibagian kendaraan bermotor pada dasarnya untuk mengajak konsumen agar patuh memenuhi standar emisi gas buang kendaraan.
"Memang tujuannya untuk mengurangi polusi udara agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat. Tapi harus disosialisasikan dengan baik, sehingga pesan yang dituju itu sampai ke masyarakat," kata dia.
Karena, penggunaan BBM yang tepat akan membuat mesin kendaraan lebih awet karena pembakarannya bisa lebih optimal, penggunaan BBM lebih efisien dan tidak menimbulkan kerak pada mesin kendaraan bermotor.
Karena, kata dia, tanpa disadari pabrikan di berbagai negara termasuk Indonesia sudah memberikan imbauan bahwa kendaraan mobil low cost green car (LCGC) yang dipasarkan di Indonesia itu telah mewajibkan peggunanya untuk memakai BBM jenis Pertamax RON 92. Nah, dalam mobil LCGC biasanya juga ditempeli stiker oktan number 92.
Stiker petunjuk penggunaan BBM ini juga terdapat dalam mobil jenis lain yang diproduksi pabrikan di berbagai negara. Berikut contoh stiker petunjuk pabrikan pada jenis mobil lain.
Penerapan standar emisi gas buang ini diterapkan di dunia setelah dampak polusi udara dari kendaraan bermotor terbukti menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan dan bisa menimbulkan beragam gangguan kesehatan pada manusia.
Gas berbahaya yang terdapat dari emisi gas buang kendaraan itu antara lain adalah gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), dan partikulat lain (Particulate Matter/PM).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Sekedar Turunkan Polusi Udara, Ini Dampak Lanjutan Pakai BBM Berkualitas
Sebelumnya, penggunaan BBM berkualitas dengan RON tinggi disebut berkontribusi terhadap kualitas udara. Jika kualitas BBM bagus, berarti kandungan sulfur semakin kecil sehingga ketika masyarakat menggunakan BBM berkualitas, tentu akan mengurangi polusi udara.
Padahal di sisi lain, polusi udara dapat memunculkan penyakit kronis, yang merupakan kormobit Covid-19, seperti penyakit jantung, diabetes, dan gangguan pada paru-paru.
Ini diungkapkan Guru besar kesehatan lingkungan Universitas Indonesia (UI) Profesor Budi Haryanto seperti melansir Antara, Selasa (30/6/2021).
"Kalau kualitas bahan bakar bagus, maka kualitas udara pencemaran berkurang, artinya, semakin banyak kendaraan memakai BBM berkualitas, otomatis emisi yg keluar di udara juga semakin berkurang," ujar dia.
Oleh karena itu, Budi menyambut positif tren peningkatan konsumsi Pertamax series akhir-akhir ini, yang mana kondisi tersebut harus dipertahankan dan terus ditingkatkan.
Bahkan, tambahnya, lebih baik lagi kalau penyediaan BBM dengan RON rendah dikurangi atau bahkan dihentikan, karena akan berdampak buruk terhadap kualitas udara.
Menurut dia, dampak polusi terhadap penyakit kronis membutuhkan waktu lama dan terus-menerus. Tidak serta-merta muncul kormobit, seperti jantung, diabetes, dan gangguan paru-paru.
"Itu sebabnya, tren peningkatan konsumsi Pertamax series harus dipertahankan dan selalu ditingkatkan. Ini untuk jangka panjang,” katanya.
Advertisement