Sukses

Daftar Insentif dan Bansos Tunai Pemerintah Selama PPKM Darurat

Pemerintah akan mulai menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat di Jawa-Bali pada Sabtu, 3 Juli 2021 besok

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan mulai menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat di Jawa-Bali pada Sabtu, 3 Juli 2021 besok. Di sisi lain, pemerintah juga bakal memperpanjang program bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat dan dunia usaha pada kuartal II 2021.

Kementerian Keuangan salah satunya akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6,1 triliun untuk program Bantuan Sosial Tunai (BST) selama pelaksanaan PPKM Darurat.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anggaran tersebut nantinya akan diberikan kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di 34 provinsi Indonesia.

Bansos tunai ini nantinya akan diberikan selama dua bulan, dimulai pada Juli-Agustus mendatang. Adapun setiap bulannya KPM akan menerima dana bantuan Rp 300 ribu.

"Dan ini dilakukan setiap bulannya dengan indeks Rp 300 ribu per kelompok penerima per bulan," terang Sri Mulyani dalam sesi teleconference, Jumat (2/7/2021).

Selama Januari-April 2021, realisasi bansos tunai telah disalurkan Rp 11,94 triliun untuk 9,6 juta KPM penerima. Dengan tambahan Rp 6,1 triliun, maka total alokasi bansos tunai bakal mencapai Rp 18,04 triliun.

Diskon Listrik

Program bansos juga akan dilanjutkan untuk pemberian diskon lisrtik bagi pelanggan PLN golongan 450 VA dan 900 VA.

Perpanjangan stimulus listrik ini akan berlanjut hingga September 2021. Namun, pemberian diskon listrik ini akan berkurang dari sebelumnya, sehingga pelanggan 450 VA tidak lagi menerima potongan 100 persen, juga pelanggan 900 VA tidak lagi 50 persen.

"Dengan adanya PPKM darurat, akan diperpanjang lagi diskon 50 persen untuk 450 VA, dan 900 VA dengan 25 persen sampai kuartal tiga. Jadi durasinya diperpanjang sampai September," ujar Sri Mulyani, Jumat (2/7/2021).

Sri Mulyani membeberkan, akan ada sekitar 32,6 juta pelanggan 450 VA dan 900 VA yang bakal menerima perpanjangan stimulus listrik ini.

"Untuk itu akan ditambahkan dana sampai September Rp 1,91 triliun, dan alokasi untuk semester 1 yang sudah dibayarkan Rp 5,67 triliun. Jadi total diskon listrik untuk kelompok menengah bawah Rp 7,58 triliun," terangnya.

Selain itu, pemerintah disebutnya juga akan memberikan bantuan rekening minimum dan biaya beban/abonemen. Durasi program ini juga diperpanjang hingga September 2021, dengan sasaran 1,14 juta.

"Diskon diturunkan dari 100 persen sekarang 50 persen. Perkiraan kebutuhan dana Rp 420 miliar yang untuk semester 1 sudah cover Rp 1,275 triliun. Sekarang total anggaran dalam biaya abomenen Rp 1,69 triliun," tuturnya. 

Bansos selanjutnya adalah BLT Desa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

BLT Desa

Selain itu, pemerintah bakal mempercepat penyaluran Bantuan Langsung Tunai atau BLT Desa. Bantuan ini diberikan kepada keluarga miskin/tak mampu yang rentan di desa dengan besaran Rp 300 ribu per kelompok per bulan.

Menurut perhitungan Sri Mulyani, jumlah penerima BLT Desa mencapai 8 juta kelompok dengan anggaran Rp 28,8 triliun. Hingga 1 Juli 2021, penhaluran dana desa baru mencapai Rp 27,42 triliun, atau sekitar 38,1 persen.

Guna mengakselerasi penyaluran BLT Desa, Kemenkeu dengan Kementerian Desa, Pembangunan Wilayah Tertinggal, dan Transmigrasi. Pemerintah akan memberikan relaksasi bagi penerima BLT, yakni penetapan KPM melalui review penduduk miskin di desa menurut data kelompok penerima manfaat 2020.

PKH dan Kartu Sembako

Kemudian, pemerintah juga bakal mempercepat penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako. Hingga akhir kuartal II 2021, realisasi kedua program ini belum berjalan mulus.

Alokasi penyaluran PKH pada 2021 Rp 28,31 triliun, sementara yang yang sudah direalisasikan baru Rp 13,96 triliun untuk 9,9 juta KPM (dari target 10 juta KPM).

Sedangkan untuk program Kartu Sembako, dari total alokasi Rp 42,37 triliun, yang sudah terealisasikan baru Rp 17,75 triliun untuk 15,9 juta KPM (dari target 18,8 juta KPM).

 

3 dari 3 halaman

Bansos UMKM

Sri Mulyani juga berencana menambah target penerima bantuan produktif untuk usaha kecil (BPUM) bagi UMKM. Dia menyasar 3 juta UMKM penerima baru bansos senilai Rp 1,2 juta. Penyaluran ini akan diberikan sejak diberlakukannya PPKM darurat per 3 Juli 2021 besok.

"Seperti diketahui untuk BPUM ini bantuan produktif alokasinya adalah Rp 15,36 triliun. Targetnya untuk 12,8 juta usaha mikro dimana mereka mendapatkan Rp 1,2 juta bantuan produktif cash," jelasnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyampaikan, sepanjang kuartal I-II 2021 kemarin, BPUM sudah disalurkan untuk sekitar 9,8 juta UMKM sebesar Rp 11,76 triliun.

"Untuk PPKM darurat ini yang pada bulan Juli kita berharap sampai dengan September untuk sisa anggaran nya Rp 3,6 triliun bagi 3 juta UMKM bisa diberikan. Sehingga juga sekali lagi membantu masyarakat pada kondisi PPKM darurat," ungkapnya.

Secara proyeksi, pemerintah menyiapkan Rp 15,36 triliun BPUM untuk diberikan kepada 12,8 juta UMKM. Dengan demikian, masih ada sisa 3 juta UMKM yang belum menerima bansos tersebut hingga akhir 2021.

"Jadi sekarang kita sedang mengakselerasi untuk pemberian 3 juta UMkm dengan bantuan Rp 1,2 juta per perusahaan. Ini yang bisa dimulai dan diakeselrasi pada bulan Juli hingga September nanti," ungkap Sri Mulyani.

Kartu Prakerja

Program bansos terakhir yang akan diperpanjang penyalurannya yakni Kartu Prakerja. Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah siap menyalurkan bantuan program Kartu Prakerja sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat pada 3 Juli 2021.

Hingga satu semester atau 30 Juni 2021, Sri Mulyani mengatakan, realisasi Kartu Prakerja sudah menyentuh 2,8 juta peserta dengan total dana yang dicairkan mencapai Rp 10 triliun.

"Semester II dan juga berkaitan dengan PPKM darurat, kita berharap akan bisa tersalurkan Rp 10 triliun lagi untuk 2,8 juta peserta," ujar Sri Mulyani.

Dia memaparkan, peserta nantinya akan mendapatkan sejumlah manfaat dari program Kartu Prakerja. Seperti manfaat pelatihan sebesar Rp 1 juta, uang cash Rp 600 ribu yang dicairkan untuk empat bulan, dan juga insentif survei sebesar Rp 150 ribu untuk tiga kali survei.

"Jadi total manfaat setiap peserta adalah Rp 3,55 juta dalam berbagai bentuk pelatihan yang nilainya Rp 1 juta, uang cash Rp 2,4 juta, dan untuk mengisi survei Rp 150 ribu," ungkapnya.

Sri Mulyani menyatakan, perpanjangan program Kartu Prakerja ini merupakan bentuk dukungan APBN dalam merespon kondisi Covid-19 di kala pemberlakuan PPKM darurat.

"Terutama dalam mengakselerasi, sehingga dana APBN itu betul-betul bisa tersalur pada tepat waktu dan tepat target. Ini yang terus kita berkoordinasi dengan para menteri terkait, tentu juga dengan daerah," tukas Sri Mulyani.