Liputan6.com, Jakarta - Akibat kenaikan kasus baru COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah mengumumkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat. Kebijakan yang memperketat kegiatan sosial dan ekonomi ini diterapkan di Jawa dan Bali mulai 3-20 Juli 2021.
Dengan kondisi yang membuat segala kegiatan dan aktivitas masyarakat menjadi terbatas, pola kehidupan sosial dan ekonomi pun mengalami perubahan. Di sisi lain, kepedulian terhadap nilai-nilai keberlanjutan (sustainability) untuk membantu sesama juga semakin meningkat terutama dalam permasalahan ekonomi.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pasundan Ardi Gunardi, menyatakan tentang pentingnya penerapan sektor keuangan secara berkelanjutan oleh bank syariah di masa pandemi.
Advertisement
Keuangan berkelanjutan (sustainable finance) bagi bank syariah di Indonesia didefinisikan sebagai dukungan menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup dari perspektif islam, pengintegrasian keuangan berkelanjutan dalam prinsip dan standar syariah.
“Bank syariah perlu mendorong penerapan keuangan berkelanjutan di masa pandemi Covid-19. Sesungguhnya, bisnis perbankan syariah selaras dengan prinsip keuangan berkelanjutan yang mengutamakan pengembangan manusia, kelestarian alam, kemakmuran, perdamaian, dan kemitraan (5P),” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (5/7/2021).
Ardi menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal dan menyebabkan berbagai krisis hampir di seluruh dunia. Kondisi pandemi sekarang ini menjadi kesempatan bagi bank syariah untuk mengevaluasi pentingnya penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Dia menyampaikan bahwa bank syariah sebagai perbankan yang sesuai dengan prinsip keuangan berkelanjutan memiliki peran penting untuk mendorong penerapan nilai-nilai keuangan berkelanjutan. Ini dapat menjadi upaya untuk menjaga kestabilan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Perbankan syariah harus melakukan transformasi menjadi perbankan syariah yang berdaya saing tinggi dan berperan lebih nyata pada perekonomian nasional dan pembangunan sosial di Indonesia.
Ardi berharap penerapan keuangan berkelanjutan bisa jadi sebuah peluang bagi perbankan syariah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harus Ciptakan Tren Baru
Bank syariah harus mampu menciptakan tren-tren baru dalam perbankan syariah dan bukan hanya mengikuti tren yang sudah ada. Salah satunya segera mendorong transformasi digital di seluruh bank syariah. Teknologi keuangan (fintech) akan terus memainkan peran penting dalam perkembangan industri di tahun-tahun mendatang, yakni dengan meningkatkan akses ke layanan keuangan dan mentransformasi keuangan sosial syariah.
Bank syariah dapat menciptakan ikatan atau bonding brand yang lebih erat dengan nasabahnya. Bonding merupakan salah satu hal penting di era digital saat ini, berbagai kajian menunjukkan loyalitas konsumen sangat mudah dialihkan kepada brand pesaing akibat dimanjakan oleh banyaknya pilihan dan kemudahan teknologi digital. Sementara itu, bonding adalah keadaan terikat yang terbentuk oleh emosi agar konsumen tak beralih ke brand pesaing.
Hal ini juga didasari oleh berbagai riset yang mendokumentasikan hubungan positif signifikan antara loyalitas pelanggan dan profitabilitas perusahaan.
Perbankan syariah dapat memanfaatkan digitalisasi layanan untuk meningkatkan tingkat inklusi terhadap perbankan syariah. Salah satu cara dalam memperluas akses masyarakat ke perbankan syariah ialah dengan menghadirkan produk-produk yang berprinsip ESG, produk yang diharapkan bisa mempermudah nasabah untuk berdonasi dan berkontribusi aktif terhadap keberlangsungan sosial dan lingkungan.
Bank syariah dapat mengadakan donasi dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam program beasiswa pendidikan yang akan membantu mahasiswa berprestasi untuk memulai perkuliahan semester pertama di masa pandemi COVID-19.
Di tengah kondisi pandemi yang menyebabkan berbagai krisis, bank syariah harus tetap berkomitmen dan hadir di tengah masyarakat untuk saling mendukung dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran COVID-19.
Tak hanya memastikan kebutuhan transaksi nasabah berjalan normal, tetapi juga berempati mendalam kepada para warga terdampak, khususnya masyarakat yang bekerja di bidang UMKM, pekerja di sektor informal, petani, dan nelayan yang terkena dampak pandemi COVID-19.
Bank syariah dapat merealisasikan bantuan bencana alam, pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan, sarana dan prasarana, sarana ibadah dan pelestarian alam. Hasil riset menganjurkan bahwa kegiatan CSR berpotensi positif dapat memiliki dampak jangka panjang pada kinerja keuangan.
Selain CSR, bank syariah juga bisa menjalin kolaborasi bisnis hijau yang dilakukan dengan entitas brand lain dengan penggemar atau konsumen yang banyak dan memiliki loyalitas yang emosional untuk menangkap potensi pasar milenial dan generasi Z yang saat ini sangat besar.
“Dengan koordinasi yang baik serta komitmen yang kuat dari seluruh perbankan syariah di Indonesia, maka implementasi keuangan berkelanjutan bisa diterapkan secara optimal hingga mencapai tujuan bersama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menjamin keberlanjutan sampai generasi seterusnya,” pungkasnya.
Advertisement