Liputan6.com, Jakarta Direktur Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Fridy Juwono mengatakan secara bertahap produksi gas oksigen dalam negeri telah dialokasikan untuk kebutuhan medis. Hal ini sejalan dengan peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi selama 1,5 tahun terakhir.
"Kemarin dengan kondisi baik 90 persen sudah untuk kebutuhan medis dan sekarang diminta pemerintah 100 persen untuk kebutuhan medis," kata Fridy saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (5/7/2021).
Fridy menjelaskan, sebelum pandemi, produksi kebutuhan oksigen dalam negeri sebagian besar diperuntukkan untuk sektor industri. Sedangkan untuk kebutuhan medis hanya 40 persen saja. Persentase ini kemudian terbalik ketika virus Covid-19 mewabah di Indonesia. Sebanyak 60 persen produksi untuk keperluan medis.
Advertisement
"Nah karena pandemi jatah industri jadi 40 persen dari yang semua buat medis hanya 40 persen," kata dia.
Ledakan kasus Covid-19 yang terjadi dalam beberapa pekan ini membuat permintaan oksigen untuk medis meningkat drastis. Kebutuhannya naik hingga 4-5 kali lipat dari biasanya.
"Kalau sekarang permintaanya 4-5 kali lipat jumlahnya," ujarnya.
Beruntungnya, kata Fridy saat terjadi lonjakan kasus pekan lalu, Indonesia masih memiliki stok gas oksigen medis. Hanya saja memang terjadi keterlambatan distribusi yang membuat kepanikan di masyarakat.
"Kemarin itu kan puncaknya tapi ini gak tau juga kemarin itu puncak apa bukan. Tapi yang pasti kemarin itu kita untung karena masih ada stok oksigen," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rencana Impor
Untuk mengantisipasi kelangkaan gas oksigen, Pemerintah pun berencana untuk melakukan impor. Sudah ada empat perusahaan asing telah dibidik pemerintah.
Komunikasi pun sudah terjalin, hanya tinggal menunggu dari Kementerian Kesehatan terkait jumlah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan. Sebab jumlah kebutuhan oksigen tidak dapat prediksi tanpa data.
"Intinya bagaimana oksigen ini terpenuhi terus kebutuhannya dan perkembangan kebutuhan ini enggak bisa diprediksi," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
SUmber: Merdeka.com
Advertisement