Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melaporkan, realisasi anggaran untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga semester I 2021 baru mencapai 36,1 persen, atau Rp 252,2 triliun dari total pagu Rp 699,43 triliun tahun ini.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, mengatakan jika realisasi penyerapan ini masih lebih tinggi dari 6 bulan pertama di tahun lalu.
Baca Juga
"Kalau kita lihat realisasi dari PEN semester I itu sudah Rp 252,3 triliun, atau 36,1 persen. Dibanding realisasi di semester I tahun lalu, itu hanya Rp 124,6 triliun," ujar Iskandar dalam sesi webinar, Selasa (6/7/2021).
Advertisement
Adapun realisasi terbesar dicapai untuk pos insentif usaha. Dari total pagu Rp 62,83 triliun, total realisasinya di sepanjang semester I telah mencapai 71,7 persen, atau sekitar Rp 45,07 triliun.
Selain itu, Iskandar menambahkan, realisasi PEN selanjutnya yang banyak diupayakan yakni untuk pos perlindungan sosial. Dari total pagu Rp 153,86 triliun, realisasinya 43,2 persen atau Rp 66,43 triliun.
"Perlindungan sosial jadi kunci untuk mempertahankan daya beli kita. Dengan PPKM Darurat, maka ini didorong percepatannya termasuk PKH, kita akan percepat realisasinya. Kartu sembako akan ditambah, begitu juga BST, BLT Desa, termasuk Kartu Prakerja akan ditambah," tuturnya.
Kendati begitu, realisasi anggaran kesehatan dalam program PEN tercatat relatif masih sedikit, sebesar 24,6 persen atau sekitar Rp 47,71 triliun dari total pagu Rp 193,93 triliun.
Iskandar berjanji untuk mempercepat realisasi PEN untuk program kesehatan. Utamanya dengan memperluas pengetesan Covid-19 dan mengakselerasi program vaksinasi.
"Selain tentunya aspek kesehatan yang utama, dimana tracing, testing itu menjadi perhatian utama kita dalam menyetop penyebaran. Termasuk di sini percepatan vaksinasi. Karena kunci dalam menyelesaikan Covid-19 adalah percepatan vaksinasi," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jaga Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani Dorong Penyuntikan 3 Juta Vaksin Covid-19 per Hari
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan program vaksinasi Covid-19 jadi kunci dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Terdapat dua target dalam vaksinasi yaitu meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap varian baru virus Covid-19 dan juga pendorong pertumbuhan ekonomi.
"Untuk itu kekeetatan imunitas yang bisa diluncurkan di masyarakat melalui vaksinasi menjadi syarat yang penting, dan juga pelaksanaan protokol kesehatan. Sehingga kondisi dari covid-19 tetap bisa dikendalikan, namun pemulihan ekonomi tetap bisa dipertahankan," serunya dalam sesi teleconference terkait hasil sidang rapat paripurna, Senin (5/7/2021).
Oleh karenanya, Sri Mulyani pun menilai percepatan program vaksinasi Covid-19 jadi syarat yang sangat penting. Menurutnya, penyuntikan vaksin bisa diperbanyak tidak hanya jadi 2 juta dosis per hari, tapi hingga 3 juta dosis per hari.
"Oleh karena itu kenaikan jumlah yang divaksin bahkan mencapai 2 juta per hari, atau bahkan kalau kita ingin bisa menyelesaikan sampai akhir tahun ini, maka diperlukan vaksin hingga 3 juta per hari pada periode Oktober-November yang akan datang," imbuhnya.
"Ini sebuah target yang luar biasa tinggi. Dan tadi bapak Presiden (Jokowi) menyampaikan bahwa kerjasama seluruh pihak harus dilakukan untum meningkatkan target vaksinasi ini," ujar Sri Mulyani.
Agar program 3 juta vaksin per hari ini bisa tercapai, Sri Mulyani mendorong penyaluran dilakukan dari pagi hingga malam hari. Dengan turut dibantu oleh sumber daya yang berasal dari kementerian/lembaga, TNI/Polri, hingga seluruh dinas dan pemerintah daerah.
"Ini lah yang akan menjadi syarat penting untuk kita bisa menjaga ketahanan masyarakat dari covid-19. Tapi di sisi lain pemulihan ekonomi bisa dijaga atau dipertahankan momentumnya," tukas Sri Mulyani.Â
Advertisement