Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan keputusannya untuk tidak lagi menjabat sebagai menteri di tahun 2024.
Hal itu dilandasi permintaan dari sang istri yang tidak ingin dirinya menjadi menteri lagi. Apalagi, usia Luhut kini sudah di atas 70 tahun.
Baca Juga
"Istri saya yang bilang, 'Pak kalau misalkan sudah selesai ini, jangan jadi menteri-menterian, capek'. Saya bilang, 'yes 2024 kita selesai nggak mau lagi'," kata Luhut seperti dikutip dari Youtube Deddy Corbuzier, Rabu (7/7/2021).
Advertisement
Luhut bilang, tidak menjadi menteri bukan berarti tidak dapat mengabdi untuk negara. Dirinya sadar kapan harus berhenti. Tapi, anggapan yang muncul menyebutkan, semja orang harus menjadi presiden jika ingin mengabdi ke negara.
"Banyak pengabdian lain. Ini orang kan semua ambisi harus jadi presiden baru bisa mengabdi. Seolah-olah tidak jadi presiden semua mati," kata Luhut.
Luhut juga tidak membantah bahwa pengabdian yang dirinya lakukan tidak terlepas dari kritik dan tudingan banyak pihak. Namun, ia mengaku tak ambil pusing dengan hal itu.
"Saya diam. Apa kurangnya saya dikatain, dibilang begini, begitu. Saya bilang sama anak buah saya, sepanjang saya enggak bikin apa-apa, urusan amat,” tegas Luhut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ngeri, Luhut Ungkap Skenario Terburuk Kasus Covid-19 di Indonesia
Menko Maritim dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan skenario penanganan Covid-19 jika kasus positif memburuk hingga 40 sampai 50 ribu per hari.
Luhut memastikan, pihaknya sudah melakukan perhitungan jika prediksi terburuk terjadi, mulai dari suplai oksigen, obat, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
"Jadi kita sudah hitung worst-case scenario, lebih dari 40 ribu, bagaimana suplai oksigen, suplai obat, suplai rumah sakit, semua sudah kami hitung," ujar Luhut dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/7/2021).
Percepatan penanganan Covid-19 juga terus dilakukan, seperti penyiapan ruang ICU darurat di Asrama Haji Pondok Gede yang sudah ditinjau oleh Presiden Joko Widodo.
"Asrama haji ini dalam 2 hari ke depan sudah siap, Kamis, dan bisa menampung 800 pasien," katanya.
Selain itu, TNI-Polri juga menggelar rumah sakit darurat di Jakarta dan Surabaya. Menurut Luhut, seluruh kekuatan sudah dikeluarkan untuk membantu penanganan Covid-19 ini.
Bahkan, pihaknya juga sudah membuat skenario terburuk jika ternyata peningkatan kasus lebih tinggi dari yang diprediksi.
"Oksigen kami sudah hitung dari tim skenario Covid-19 itu sampai 5 ribu, paling jelek ini kasus 60-70 ribu per hari, tapi saya harap itu tidak terjadi karena teman-teman Polisi, TNI sudah melakukan penyekatan yang cukup baik," katanya.
Advertisement