Sukses

Pemerintah Peroleh Tambahan 800 Ton Oksigen dari Batam

Saat ini sedang dilakukan penjemputan sebanyak 800 ton oksigen dari Batam untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Jawa.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini sedang dilakukan penjemputan sebanyak 800 ton oksigen dari Batam untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Jawa.

“Terindentifikasi ada tambahan oksigen yang bisa ditarik dari Pulau Batam 800 ton dan sekarang ISO tank sudah dikirim ke sana untuk ditarik ke Pulau Jawa,” kata Airlangga dalam Konferensi Pers Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Luar Jawa-Bali, yang disiarkan di YouTube Perekonomian RI, Rabu (7/7/2021).

Terkait ketersediaan oksigen, Airlangga menyebut bahwa beberapa ISO tank oksigen sudah sampai di Jakarta. Bahkan, saat ini dalam tahap persiapan untuk disalurkan agar siap digunakan oleh pasien Covid-19.

“Beberapa ISO tank sudah datang di Jakarta dan beberapa sedang dipersiapkan. Pemerintah menggunakan seluruh fasilitas yang ada, sehingga ketersediaan baik produksi nasional yang ada di Jawa maupun yang di luar Jawa semua ditarik,” katanya.

Di samping itu, untuk Oximeter (pulse oximeter) yang merupakan alat pengukur kadar oksigen dalam darah, rencananya akan dilakukan impor lantaran terbatasnya ketersediaan oximeter di dalam negeri.

“Ada beberapa oximeter yang akan dimasukkan ke Indonesia, dan kalau sudah waktunya akan dijelaskan berapa jumlahnya secara logistik oleh Kemenperin,” ujarnya.

Sebagai informasi, sejak akhir Juni 2021 pasokan oksigen dan tabung oksigen menipis di beberapa daerah, khususnya di Jakarta, sehingga berimbas ke sejumlah rumah sakit.

Hal itu disebabkan terjadinya lonjakan kebutuhan oksigen sektor medis mencapai 800 ton per hari, kemudian permintaan oksigen juga meningkat 5 kali lipat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Mengintip Kemampuan Indonesia Memproduksi Gas Oksigen Medis

Melonjaknya kasus Covid-19 berimplikasi pada permintaan terhadap tabung gas oksigen medis. Di berbagai tempat di wilayah Jakarta dan sekitarnya terjadi antrean warga untuk mengisi tabung gas oksigen bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.

Dalam rangka mengamankan pasokan oksigen medis, Kementerian Perindustrian bersama Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) dan para pelaku industri terkait berupaya menjaga ketersediaan pasokan oksigen medis untuk kebutuhan sejumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia.

"Kemenperin sudah membahas dengan asosiasi terkait kekurangan kekurangan oksigen di beberapa rumah sakit di Jawa Tengah. Mereka akan menyuplai dari pabrik-pabrik di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kami akan terus memastikan kebutuhan oksigen di rumah sakit terpenuhi dan sudah disanggupi oleh asosiasi," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dikutip dari laman indonesia.go.id, Selasa (6/7/2021).

Adapun kapasitas produksi gas oksigen di Indonesia 650 juta ton per tahun, sebanyak 300 juta ton per tahun terintegrasi dengan pengguna. Saat ini utilisasi rata-rata industri gas oksigen sekitar 80 persen karena sangat tergantung lokasi.

Untuk tahun ini, hingga Juni 2021 tercatat sudah ada tujuh juta liter oksigen yang dipesan.

3 dari 3 halaman

Stok Cukup

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, Indonesia masih memiliki stok tabung oksigen yang cukup di tengah lonjakan kasus Covid-19.

“Saat ini masih ada stok 3.000 tabung oksigen dan para produsen tabung perusahaan dalam negeri. Mereka bisa cepat memproduksi tabung oksigen. Dengan begitu bisa diantisipasi potensi kekurangan tabung," ujarnya.

Dia mengungkapkan, saat ini pemerintah juga sudah memegang komitmen dari penyuplai oksigen dalam negeri untuk mengalihkan kapasitas produksinya dari untuk industri menjadi untuk kebutuhan medis. Dengan begitu akan ada stok oksigen yang mencukupi di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi.

Menurut Budi Gunadi, persoalan bukan ada pada langkanya tabung oksigen. Melainkan, yang perlu diperbaiki adalah persediaan oksigen medis atau aspek logistik.

Pemerintah pun akan memastikan kelancaran logistik dari truk-truk pengangkut oksigen sehingga tidak terkena hambatan penyekatan atau kelebihan muatan. "Kami berdiskusi dengan produsen oksigen ini, kami bisa mengisi dengan truk-truk yang berasal dari Jabar dan Jatim. Kami sudah berkoordinasi dengan Polri agar logistik truk besar ini aman. Jadi tidak ada gangguan ataupun ODOL jadi logistik bisa lancar," ujarnya.