Sukses

Layanan Telemedicine, Kimia Farma Telah Kirim 500 Paket Obat Terapi Covid-19 ke Pasien Isoman

Layanan Telemedicine dapat membantu pasien Covid-19 yang melakukan isoman untuk mendapatkan akses obat-obatan.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah meluncurkan layanan telemedicine gratis untuk pasien Covid-19 bergejala ringan dengan penanganan isolasi mandiri (isoman). Dalam telemedicine pasien bisa melakukan konsultasi medis dan akan mendapat paket obat gratis.

Direktur Pengembangan Bisnis PT Kimia Farma (Persero) Imam Fathorrahman menjelaskan, layanan telemedicine sudah berjalan sejak Selasa, 6 Juli 2021. Perseroan telah memberikan 500 paket obat gratis ke pasien yang melakukan isolasi mandiri.

"Kemarin dan hari ini sudah lebih dari 500 paket yang sudah terkirim," ujarnya saat rapat bersama DPR, Jakarta, Selasa (7/7/2021).

Imam berharap program ini dapat membantu pasien Covid-19 yang melakukan isoman untuk mendapatkan akses obat-obatan, sehingga tidak terjadi kepanikan di masyarakat. Pemberian obat disesuaikan dengan kondisi pasien setelah konsultasi.

"Obat ini ada 2 paket, paket isoman A dan paket isoman B, dan dua-duanya itu adalah obat keras," kata Imam.

Adapun masyarakat yang berhak mendapatkan obat tersebut telah dinyatakan terkonfirmasi positif melalui tes PCR atau swab antigen di laboratorium yang terafiliasi dengan Kemenkes. Nantinya, pasien akan mendapat informasi pengiriman obat melalui nomor telepon yang terdaftar.

"Masyarakat secara alert mendapatkan informasi dari Kementerian Kesehatan berupa notifikasi di WA dari Kementerian Kesehatan, yang selanjutnya masyarakat atau pasien tersebut melakukan konsultasi di 11 platform telemedicine untuk mendapatkan e-recipe," jelas Imam.

Selanjutnya apotek Kimia Farma melakukan pengiriman paket obat kepada pasien ke alamat sesuai data yang diberikan. "Jadi dengan demikian obat diperoleh dengan gratis dan masyarakat bisa langsung melakukan konsultasi melalui platform tersebut," tandas Imam.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Kemenkes Siapkan Layanan Telemedicine untuk Pasien Isolasi Mandiri

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyiapkan layanan konsultasi medis daring (telemedicine) untuk pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri. Layanan telemedicine bertujuan mengurangi beban tenaga kesehatan dan rumah sakit.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, layanan telemedicine untuk pasien isolasi mandiri agar mereka mudah berkonsultasi dengan dokter dan tidak perlu ke rumah sakit. Upaya ini meminimalisasi risiko penularan virus Corona di rumah sakit.

Kriteria pasien COVID-19 yang dapat menjalani isolasi mandiri di rumah, yakni bergejala ringan, misal saturasi oksigen di atas 90 persen, tidak sesak, dan tidak memiliki komorbid maupun tanpa gejala. Mereka disarankan menggunakan layanan telemedicine.

"Saya diminta Bapak Presiden agar pelayanan kesehatan berjalan baik. Kami melakukan layanan telemedicine. Kalau sekarang harus datang ke rumah sakit, lalu konsultasi dengan dokter akan susah karena akan menambah risiko (penularan)," kata Budi Gunadi saat memberikan keterangan pers mengenai Layanan Telemedicine untuk Pasien Isolasi Mandiri, Senin (5/7/2021).

"Maka, kami bekerja sama dengan 11 platform telemedicine untuk jasa konsultasi dokter dan pengiriman obat secara gratis. Layanan ini dibantu dan ditanggung teman-teman dari telemedicine, startup, dan Kemenkes."

3 dari 4 halaman

Isolasi Mandiri Membuat Pasien Tenang

Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, kriteria mana saja pasien COVID-19 yang perlu masuk rumah sakit dan tinggal di rumah. Ia juga menekankan, penggunaan telemedicine dapat membuat pasien isolasi mandiri tenang berobat.

"Perlu saya sampaikan di sini, bila ada teman kita positif, lihat saturasi oksigen, kalau 90 persen ke atas, tidak sesak, dan tidak komorbid, lebih baik yang bersangkutan isolasi mandiri di rumah agar terhindar dari exposure virus load yang tinggi di rumah sakit," jelasnya.

"Dan secara emosional, isolasi mandiri akan lebih tenang, sehingga imuntas terjaga."

Bagi pasien COVID-19 yang sudah merasakan sesak atau saturasinya di bawah 95 persen, memiliki komorbid, Budi Gunadi melanjutkan, mereka harus masuk rumah sakit. 

4 dari 4 halaman

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19