Sukses

Pengamat: Sinergi Bank Aladin dan Alfamart Untungkan Konsumen

Bank Aladin Syariah telah mengumumkan kolaborasi dengan Alfamart melalui layanan perbankanyang menggabungkan elemen online dan offline (omnichannel).

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, salah satu bank digital syariah, PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK), mengumumkan akan berkolaborasi dengan salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) melalui layanan perbankan yang menggabungkan elemen online dan offline (omnichannel).

Ekonom sekaligus Peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani menilai, sinergi antara kedua perusahaan tersebut akan menguntungkan konsumen dan nasabah dari sisi kemudahan ke depannya.

“Konsumen akan dimudahkan, karena nanti kecenderungannya kan sekarang beli apapun bisa dengan online, termasuk di Alfamart,” ujar Aviliani saat dihubungi, Kamis (8/7/2021).

Aviliani mengatakan, potensi pemberian diskon maupun potongan juga dapat menguntungkan konsumen. Kendati demikian, menurutnya hal tersebut wajar karena di masa pandemi ini, kebutuhan belanja online lebih tinggi dibandingkan offline.

“Karena selama ini konsumen juga sudah melakukan online, dan kalo nggak pandemi juga offline,” ucapnya.

Selain konsumen, Aviliani menerangkan, kedua perusahaan juga diuntungkan atas kolaborasi tersebut. Menurutnya, dari sisi Bank Aladin, diuntungkan dengan jutaan database konsumen, karena Alfamart merupakan salah satu minimarket terbesar di Indonesia dengan puluhan ribu gerai.

Bank Aladin-nya diuntungkan dia bisa mendetect data tentang perilaku konsumen sehingga nanti bisa dilihat kalau orang yang belanjanya rata-rata sebulan sekian, wah, dia bisa disasar untuk dapat pinjaman,” tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menambah Opsi Pembayaran Digital

Sedangkan dari sisi Alfamart, Aviliani membeberkan bahwa masuknya Bank Aladin bisa menambah opsi pembayaran digital di minimarket tersebut. Sebab, prospek ke depannya seluruh transaksi akan diprioritaskan melalui pembayaran digital (cashless).

“Dari Alfamart untung juga karena makin banyak yang tidak menggunakan cash. Kan dari sisi pendapatannya jauh lebih baik Kalau sekarang yang dihindari yang pembayaran cash kan,” jelasnya.

Aviliani menambahkan, sampai saat ini sektor perbankan syariah belum digarap secara maksimal, karena pertumbuhanya bahkan masih kurang dari 5%. Menurutnya, hal tersebut terjadi bukan karena masalah kurangnya pembiayaan, tapi lebih kepada sektor riil.

Sehingga ke depan perlu lebih didorong untuk menggarap sektor riil yang memiliki konsep syariah, yang saat ini jumlahnya di Indonesia masih sangat minim.

“Jadi artinya semua menggalakkan bank syariah, baik digital syariah atau apapun, tapi kalau sektor riil-nya tidak banyak yang syariah kan jadi sama aja kaya bank konvensional,’’ pungkasnya.