Sukses

Dedy Mawardi, Komisaris Utama PTPN XI Meninggal Dunia

Komisaris Utama PTPN XI Dedy Mawardi Dedy Mawardi meninggal dunia pada Rabu 7 Juli 2021.

Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI). Dedy Mawardi yang merupakan Komisaris Utama BUMN sektor perkebunan tersebut meninggal dunia pada Rabu 7 Juli 2021.

"Keluarga besar PT Perkebunan Nusantara XI turut berdukacita mendalam atas meninggalnya Bpk Dedy Mawardi Komisaris Utama PTPN XI," dikutip Liputan6.com dari akun Instagram @ptpn11, Jumat (8/7/2021).

"Teriring doa dan harapan semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesebaran, Aamiin," tutup akun PTPN XI tersebut.

Dedy Mawardi yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Seknas Jokowi tutup usia di salah satu rumah sakit di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung usai terinfeksi Covid-19

"Almarhum meninggal dunia sekitar pukul 12.00 Wib, setelah satu pekan dirawat di rumah sakit," kata Lurah Gunung Sulah, Kota Bandarlampung Husni Zakiya, di Bandarlampung, dikutip dari Antara.

Ia mengungkapkan, bahwa informasi yang bersangkutan meninggal dunia tersebut didapatkan dari puskesmas setempat, bahkan sebelumnya pun pegawai puskesmas sudah mengkonfirmasi bahwa ada salah satu warga (Dedy Mawardi) yang dirawat di rumah sakit dan positif Covid-19.

"Setelah mendapatkan kabar duka tersebut, kami langsung lakukan tindakan sterilisasi di kediaman almarhum dengan menyemprotkan disinfektan. Lalu berkoordinasi dengan puskesmas agar semua orang yang ada di rumah almarhum dilakukan swab antigen, alhamdulillah semuanya negatif Covid-19," kata dia.

Kemudian, lanjut dia, pihaknya langsung melakukan edukasi kepada masyarakat apa yang sedang terjadi di kediaman almarhum. Sedangkan untuk pemakamannya dilakukan secara protokol kesehatan Covid-19, di Pemakaman Umum Kebon Jahe, Bandarlampung, Rabu petang.

"Hasil koordinasi dengan keluarga almarhum, pemakaman akan dilakukan secara prokes Covid-19," kata dia lagi.

Sementara itu, lanjut dia, pihaknya pun telah meminta agar masyarakat dan keluarga tidak mengadakan takziah, sebab saat ini Kota Bandarlampung sedang masuk zona merah penyebaran Covid-19.

"Takziah tidak diadakan untuk menghindari kerumunan dan mencegah penyebaran Covid-19, tapi di mushalla akan ada Shalat Ghaib untuk almarhum dengan jumlah jamaah terbatas," kata dia.

Ketua RT 08 Lingkungan II Gunung Sulah Andi Ali menuturkan bahwa almarhum Dedy Mawardi semasa hidup merupakan warga yang baik dan memiliki jiwa sosial masyarakat yang baik.

"Tentunya kami sangat kehilangan almarhum, dia sangat banyak membantu warga sekitar, bahkan saat kampung kami melakukan lockdown mandiri pada awal Covid-19, Bapak Dedy Mawardi merupakan orang yang mensupport kebutuhan warga sekitar," kata dia pula.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Karangan Bunga Belasungkawa dari Jokowi

Berdasarkan pantauan sejumlah karangan bunga belasungkawa buat almarhum Dedy Mawardi mulai berdatangan ke rumah duka di Bandarlampung termasuk dari Presiden RI Joko Widodo.

Dedy Mawardi adalah Direktur pertama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandarlampung, kemudian menjadi advokat profesional. Dedy dikenal sebagai salah satu toko prodemokrasi di Lampung. Belakangan Dedy aktif di Seknas Jokowi Lampung dan selanjutnya dipercaya menjadi Sekjen Seknas Jokowi sekaligus sebagai Komisaris Utama PTPN XI.

Istri Dedy Mawardi, SN Laila yang juga mantan anggota Komnas HAM kini juga sedang dalam perawatan di RS di Bandarlampung karena terpapar Covid-19 pula.

Pemakaman Dedy Mawardi, Rabu sore, dilakukan melalui protokol kesehatan, dan disiarkan secara langsung melalui daring, diikuti ratusan rekan dan kerabat dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Seknas Jokowi, anggota DPR, dan DPRD maupun Dewan Komisaris PTPN XI, dan rekan sesama aktivis dan advokat serta para kolega di Lampung, Palembang, dan Jakarta serta kota lainnya. [rhm] 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.