Sukses

Putus Penyebaran Covid-19, MSP Vaksin Ratusan Karyawan

PT Mitra Stania Prima (MSP) berkomitmen memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19 dengan melakukan vaksinaksi kepada ratusan karyawannya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mitra Stania Prima (MSP) berkomitmen memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19 dengan melakukan vaksinaksi kepada ratusan karyawannya, baik yang berkantor di Sungailiat maupun di area pertambangan Mapur, Bangka.

Direktur Hubungan Antar Lembaga PT. MSP, Harwendro Adityo, menyatakan kegiatan ini selain untuk melindungi pekerja juga sebagai bentuk dukungan terhadap proram vaksinasi yang dilakakukan pemerintah.

"Dari manajemen membuat aturan cukup ketat dan keras, vaksin ini wajib untuk semua karyawan. Yang tidak mau vaksin jika memang yang bersangkutan tidak ada kendala apapun, silakan tidak bekerja di area kita" kata pria yang akraab disapa Didit ini, Jumat (9/7/2021).

Didit menuturkan, kegiatan vaksinasi ini terlaksana berkat kerja sama PT MSP dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, BPBD Kabupaten Bangka dan Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Bangka.

Ia menambahkan, 206 karyawan smelter yang berada di daerah Sungailiat serta 246 karyawan di lokasi pertambangan Mapur telah melakukan suntik vaksin yang dilaksanakan selama dua hari.

"Harapan dari manajemen kita harus meyakinkan dan memastikan semua kondisi karyawan itu sehat, sehingga bisa memberikan kontribusi kepada pemerintah dan semoga Pandemi Covid-19 ini segera berakhir" harapnya.

Namun jika ada karyawan yang belum mendapatkan karena berhalangan, Didit mengatakan pihaknya akan memberikan rekomendasi agar bisa melakukan vaksin mandiri di pusat kesehatan terdekat.

"Bagi karyawan yang belum divaksin karena sakit, melakukan perjalanan dinas atau cuti setelah ini wajib vaksin mandiri," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Vaksinasi Solusi Angkat Kembali Status Indonesia Jadi Negara Menengah Atas

Menurut laporan Bank Dunia (World Bank), peringkat Indonesia turun menjadi negara berpenghasilan menengah bawah (lower middle income). Hal ini terjadi karena Gross National Income (GNI) Indonesia hanya sebesar USD 3.979 per kapita. Pemicunya tentu kondisi ekonomi nasional yang terjadi sepanjang 2020.

Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Eka Sastra mengatakan, program vaksinasi saat ini menjadi salah satu kunci untuk menaikkan kembali status Indonesia menjadi negara menengah atas.

“Langkah-langkah yang harus kita lakukan menurut saya saat sekarang ini, adalah fokus bagaimana melakukan program vaksinasi secara massal, yang meluas. Agar tingkat vaksin rate ini bisa sampai dengan cepat,” kata Eka kepada Liputan6.com, Jumat (9/7/2021).

Menurutnya, langkah vaksinasi tersebut merupakan langkah yang sangat vital untuk membangun kepercayaan diri Indonesia dan membuat situasi agar tidak semakin memburuk lagi.

“Jadi saran saya ya kita sama-sama seluruh stakeholder mengkonsolidasikan diri untuk membantu percepatan program vaksinasi, dan tentunya bersama-sama menyiapkan infrastruktur secara bergotong-royong untuk program-program pengentasan covid-19 ini,” ujarnya.

Tak dipungkiri, kata Eka memang faktor utama penyebab turunnya status Indonesia menjadi negara menengah ke bawah sangat dipengaruhi oleh kondisi covid-19, yang menyebabkan turunnya produk PDB, ditambah besarnya hutang luar negeri.

Dia berpendapat tidaklah mudah bagi Indonesia untuk keluar dari krisis ini, melainkan diperlukan pendekatan dan solusi yang komprehensif, serta diperlukan pola pikir yang out of the box, yaitu bagaimana Pemerintah dapat berpikir dari sudut pandang yang lain sehingga berbeda dengan kebanyakan negara lain.

“Memang tidak mudah bisa melalui krisis yang sudah dibilang juga perlu pendekatan dan solusi yang komprehensif dan out of the box,” pungkasnya.