Liputan6.com, Jakarta - Tingginya kasus Covid-19 ini membuat masyarakat berlomba untuk menjaga imunitas. Mengkonsumsi buah-buahan menjadi salah satu pilihan agar tidak mudah terinfeksi virus asal Wuhan, China.
Walhasil, pedagang buah ikut ketiban berkah. Irwan, pedagang buah di Ragunan, Jakarta Selatan mengaku penjualan buah-buahan di tokonya naik hingga 50 persen.
Baca Juga
"Awal-awal minggu kemarin naik, 50 persen naiknya," kata Irwan saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (12/7).
Advertisement
Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Jawa-Bali, Irwan menyebut konsumsi buah masyarakat meningkat seiring dengan tingginya kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Beberapa jenis buah yang paling dicari antara lain jeruk, pepaya buah naga dan pisang baranang.
"Karena corona parah lagi jadi orang nguber (mengejar) vitamin C," kata dia.
Tingginya permintaan dari masyarakat ini membuat pendapatannya naik. Dalam sehari Irwan bisa mengantongi hasil penjualan buah hingga Rp 2 juta.
"Kalau kemarin omset sempat turun. Sekarang bisa Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per hari," kata dia.
Di sisi lain, Irwan mengaku PPKM Darurat ini membuatnya proses pengiriman barang lebih awal. Agar tidak terkena penyekatan di beberapa wilayah, dia harus berangkat lebih pagi dari biasanya.
"Jadi lebih pagi kirimnya takut kena penyekatan," kata dia.
Sementara itu, saat penjualan buah tidak terlalu terganggu. Sebab banyak juga pelanggan yang memesan buah lewat WhatsApp yang diantar lewat jasa pengiriman barang.
"Rata-rata yang belanja juga langganan, jadi pesan lewat telepon ata WA, terus buahnya dikirim lewat Gojek atau Grab," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mengintip Dampak Peluasan PPKM Darurat ke Ekonomi dan Dunia Usaha
Pemerintah Jokowi telah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali sampai dengan 20 Juli 2021 mendatang. Bahkan mulai Senin ini, pemerintah juga melakukan perluasan PPKM Darurat di 15 kota atau Kabupaten di luar Jawa dan Bali.
Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, adanya perluasan PPKM Darurat ini tentu berdampak terhadap ekonomi dan dunia usaha.
Disebut Menghalangi Idul Adha Tidak bisa dipungkiri juga berbagai indikator ekonomi, misalnya indeks kepercayaan konsumen (IKK) dan indeks penjualan ritel sangat dipengaruhi oleh perkembangan kasus yang ada.
"Bagi Kadin, saat ini kita dihadapkan pada dua peperangan sekaligus, yakni perang di bidang ekonomi dan perang di bidang kesehatan," kata saat dihubungi Merdeka.com, Senin (12/7).
Dia mengatakan, PPKM Darurat harus dilihat sebagai bagian dari perang melawan pandemi. Untuk memulihkan kondisi ekonomi Indonesia, maka secara bersama-sama semua bisa menang dalam perang tersebut. Karena jika melalui kebijakan perluasan PPKM Darurat tingkat penyebaran Covid-19 bisa ditekan, maka ini bisa menjadi modal yang sangat berharga untuk memulihkan kondisi ekonomi Indonesia.
"Perluasan PPKM Darurat ini harus kita lihat sebagai upaya bersama untuk menangani pandemi Covid-19 yang menjadi kunci dari pemulihan ekonomi," kata dia.
Kadin sendiri serta para pelaku usaha sangat mendukung pemberlakuan PPKM Darurat untuk menekan laju pandemi. "Kadin memastikan mendukung dan akan berkolaborasi erat bersama pemerintah untuk menanggulangi pandemi ini," tandasnya.
Advertisement