Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) menyatakan sebanyak sembilan Gerbang Tol ruas Jakarta-Cikampek memberlakukan penyekatan dengan skema buka tutup secara situasional sehubungan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.
"Ya, total ada sembilan GT (Gerbang Tol) di Ruas Tol Jakarta-Cikampek yang disekat," kata Humas Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Hendra Damanik dikutip dari Antara, Selasa (13/7/2021).
Hendra menjelaskan sembilan titik pemberlakuan pembatasan dan pengendalian lalu lintas tersebut berada di wilayah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang.
Advertisement
Di wilayah Kota Bekasi, kata dia, ada dua gerbang tol masing-masing GT Bekasi Barat 1 dan GT Bekasi Timur 2 yang diberlakukan pemeriksaan dan pengalihan kendaraan arah ke Jakarta secara situasional.
Empat gerbang tol di wilayah Kabupaten Bekasi yakni GT Tambun yang melakukan pemeriksaan dan pengalihan kendaraan arah ke Jakarta dan Cikampek. Kemudian GT Cikarang Barat 4, GT Cibatu, dan GT Cikarang Timur yang memberlakukan pemeriksaan dan pengalihan kendaraan arah Jakarta secara situasional.
Selanjutnya tiga titik di wilayah Kabupaten Karawang yakni GT Karawang Barat 1 dan GT Karawang Timur 1 yang melakukan pemeriksaan dan pengalihan kendaraan arah Karawang serta GT Cikampek yang memberlakukan pemeriksaan dan pengalihan kendaraan arah Cikampek.
Hendra menjelaskan pemberlakuan penyekatan skema buka dan tutup itu merupakan wewenang pihak kepolisian sementara pihaknya mendukung pelaksanan pembatasan dan pengendalian lalu lintas di ruas Tol Jakarta-Cikampek tersebut.
"Kebijakan ini mendukung upaya pemerintah menekan lonjakan kasus COVID-19 melalui ketentuan PPKM Darurat," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lalu Lintas Jalan Tol Turun 70 Persen Akibat PPKM Darurat
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat atau PPKM Darurat di Jawa dan pengetatan PPKM mikro di luar Jawa turut berdampak pada volume lalu lintas jalan tol.
Anggota Pengurus Bidang Kebijakan Pengembangan Transaksi Tol Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI), Fitri Wiyanti, mengatakan jika volume lalu lintas tol mulai menurun sejak hari pertama PPKM Darurat.
"Secara keseluruhan data kita lihat dari tanggal 3 Juli sampai kemarin terdapat penurunan volume lalu lintas dari 30-40 persen, dan ada beberapa yang alami sampai 70 persen, karena beberapa lokasi dilakukan penyekatan," jelasnya dalam sesi teleconference, Jumat (8/7/2021).
Fitri menyampaikan, penurunan volume lalu lintas jalan tol ini wajar terjadi lantaran adanya penyekatan total pada beberapa ruas tol, tutup akses jalan, hingga skrining pemeriksaan kelengkapan dokumen untuk tiap penyintas.
Sekretaris Jenderal ATI Kris Ade Sudiyono menambahkan, penurunan lalu lintas jalan tol memang sudah terasa sejak awal pandemi Covid-19 pada 2020 lalu
"Selama pandemi memang kita longsor dibanding sebelum pandemi. Rata-rata tahun 2020 kita bukukan rekor (penurunan) 20-30 persen dibanding performa 2019," ujarnya.
Advertisement
Sempat Membaik
Lalu lintas tol sebenarnya sempat membaik pada periode awal 2021 kerja laju penularan Covid-19 bisa teratasi. Meskipun secara posisi belum kembali seperti sebelum pandemi, namun telah menunjukan tren positif.
"Ketika ada kebijakan saat ini seperti PPKM Darurat dan mikro, kembali lagi nature lalu lintas tol kita turun dengan segala pembatasan terjadi," ungkap Kris.
Namun demikian, Kris menyatakan, situasi ini justru merupakan bentuk kontribusi anggota jalan tol untuk sama-sama mencegah penularan Covid-19 semakin berkembang di masyarakat.
"Konsekuensinya memang lalu lintas turun, biaya operasi naik, tapi kami tetap jadi bagian dari anak bangsa. Mudah-mudahan dengan berbagai ikhtiar ini penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan," tuturnya.