Liputan6.com, Jakarta - Nestle Indonesia telah memulai pembangunan pabrik baru Bandaraya di Batang, Jawa Tengah (Jateng). Presiden Direktur PT Nestle Indonesia, Ganesan Ampalavanar menuturkan, investasi ini bernilai USD 220 juta atau sekitar Rp 3,18 triliun (kurs Rp 14.469 per USD).
"Investasi yang terbaru dan terbesar ini menunjukkan komitmen Nestle dalam menjadi long term partner investor di Indonesia yaitu pembangunan pabrik yang keempat di Jawa tengah," kata dia dalam investor Daily Summit 2021, Selasa (13/7/2021).
Pabrik baru yang akan dibangun di atas tanah seluas 20 hektar akan memproduksi produk susu cair Bear Brand dan minuman siap konsumsi Milo dan Nescafe untuk memenuhi permintaan yang meningkat untuk produk-produk bergizi dari para konsumen.
Advertisement
Pabrik baru ini akan menciptakan sekitar 200 kesempatan kerja baru serta membuka kesempatan usaha baru di bidang pengembangan peternakan sapi perah bagi komunitas.
"Meskipun kita alami tantangan COVID-19 Nestle confidence di Indonesia. Dan ini pabrik baru telah groundbreaking di Bandaraya, dekat Semarang. Sekali lagi, teknologi yang digunakan adalah yang terbaru dan ini membantu melatih karyawan kita gunakan teknologi terbaru," ujar Ganesan.
Nestle telah memiliki tiga pabrik yang tersebar di Pulau Jawa. Yakni Pabrik di Karawang - Jawa Barat dengan produk Ready-to-Drink (RTD), pabrik di Panjang - Lampung untuk produk Maggi, dan Lini Bear Brand di pabrik Kejayan - Pasuruan, Jawa Timur.
Pada 2019, Nestle menambahkan investasi pada ketiga pabrik tersebut untuk peningkatan kapasitas produksi senilai USD 100 juta.
"Ketiga pabrik ini kami telah lakukan penambahan kapasitas. Dan investasi ini juga melibatkan penggunaan teknologi terbaru,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Nestle Bangun Pabrik Baru, Jateng Bakal Kebanjiran Investasi
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan dengan dibangunnya pabrik baru Nestle Indonesia di Batang Jawa Tengah, diyakini provinsi Jawa Tengah akan menjadi salah satu provinsi tujuan investasi.
“Saya apresiasi kepada PT Nestle di era covid-19 sekalipun belum selesai tetapi animo untuk melakukan ekspansi bahkan membangun pabrik baru terus dilakukan. Khusus untuk di kabupaten di provinsi Jawa Tengah, saya punya keyakinan besar bahwa Jawa Tengah akan menjadi satu provinsi tujuan investasi,” kata Bahlil dalam acara Peletakan Batu Pertama Pabrik Nestle Bandaraya & Peresmian Perluasan Pabrik PT Nestle Indonesia, di Batang, Kamis, 20 Mei 2021.
Bahlil menilai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) provinsi Jawa Tengah ramah terhadap investor. Disamping itu, kini Pemerintah telah mempermudah perizinan investasi, di Jawa Tengah tanahnya juga masih murah, dan UMR nya pun masih murah sehingga kompetitif.
“Etos kerja juga baik karena itu tugas kami untuk bagaimana mengkampanyekan terus agar calon investor bisa datang ke Jawa Tengah khususnya Kabupaten Batang,” ujarnya.
Oleh karena itu, Bahlil sangat mengapresiasi Nestle Indonesia yang terus melakukan investasi. Bukan hanya soal investasinya saja yang diapresiasi, melainkan sistem bisnis yang dikelola Nestle itu melibatkan masyarakat setempat dengan peternak-peternak di desa-desa, yang kemudian hasil ternaknya dijadikan bahan baku oleh Nestle.
“Satu hari perputaran duit yang bisa rakyat terima dari hasil pembelian susu itu Rp 4,5 miliar, kali 30 (hari) itu kurang lebih sekitar Rp 150 miliar per bulan akan dana berputar di Jawa Tengah khususnya di kabupaten Batang,” katanya.
Advertisement
Ciptakan Lapangan Kerja
Itulah yang disebut sebagai investasi yang di dalamnya menciptakan pekerjaan bagi masyarakat Batang. Maka dari itu, Bahlil meminta kepada Bupati Batang agar masyarakatnya diberikan pelatihan dan pendampingan yang baik agar hasil ternaknya bisa mempunyai kualitas yang mumpuni, sehingga nilai jualnya pun bagus.
“Dalam konteks itu saya pikir bahwa sudah saatnya kita pemerintah baik Pemerintah Kabupaten provinsi dan pusat bergandengan tangan dengan investor dengan pelaku usaha. Kenapa saya katakana sudah saatnya? hari ini negara membutuhkan 16 juta lapangan pekerjaan, 7 juta existing, 2,9 juta angkatan kerja per tahun dan yang kena PHK akibat pandemi covid-19 itu kurang lebih sekitar 6 juta,” jelasnya.
Menurutnya, tidak mungkin yang 16 juta orang pengangguran ini direkrut oleh Pemerintah melalui PNS/Polisi/Tentara. Biasanya lowongan untuk kategori tersebut paling tinggi 800.000 lowongan, berarti ada 15,2 juta yang harus disiapkan lapangan pekerjaan untuk rakyat.
“Siapakah yang akan menyiapkan itu yaitu dunia usaha lewat investasi, ini adalah tanggung jawab kita semua untuk kita dorong,” pungkasnya.