Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir terus mendorong agar BUMN-BUMN dapat membantu suplai tabung oksigen di tengah lonjakan kasus Covid-19 sejak Juni dan masih belum mereda.
Beberapa waktu lalu, misalnya, Kementerian BUMN mengerahkan Krakatau Steel untuk membantu pengisian 33 ton oksigen atau sebanyak 3.854 tabung oksigen.
Baca Juga
"Kita memastikan BUMN juga peduli kepada situasi yang saat ini tentu menjadi prihatin dalam penanganan Covid-19 yaitu mendukung mulai di gerakannya truk-truk yang kita lakukan untuk support oksigen," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/7/2021).
Advertisement
Lanjutnya, BUMN juga digenjot untuk menyediakan rumah sakit modular baik di Jakarta maupun di lokasi lain. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar pasien Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit bisa mendapatkan tempat yang memadai.
"Insya Allah kami bekerja keras dan mudah-mudahan dalam 1-2 minggu ini para pimpinan ataupun wakil rakyat Komisi VI bisa juga menghadiri dan mengecek langsung apakah kesediaannya yang sudah kita lakukan sesuai dengan arahannya," kata Erick.
Kepada Kratakau Steel, Erick meminta agar suplai oksigen terus ditingkatkan. Sejak 4 Juli, Krakatau Steel memberikan bantuan pengisian oksigen hingga 800 tabung-1.000 tabung oksigen per hari, sehingga diperkirakan akan mencapai jumlah 250 ton oksigen per bulannya.
Lalu, BUMN strategis lainnya yang didorong ialah Pertamina Group termasuk PGN, lalu Pupuk Indonesia Group yang di dalamnya ada Petrokimia dan juga PUSRI, hingga Pelindo.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Naik Tajam, Kebutuhan Oksigen Medis Kini Lebih dari 1.000 Ton per Hari
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan jumlah kebutuhan gas oksigen medis di Indonesia saat ini sudah lebih dari 1.000 ton per hari. Padahal sebelumnya hanya sekitar 400 ton per hari atau 25 persen dari total produksi gas oksigen di Indonesia.
"Sekarang kebutuhan oksigen dari 400 ton per hari naik lebih dari seribu ton per hari," kata Budi dalam keterangan pers, Jakarta, Senin (12/7/2021).
Budi mengatakan produksi gas oksigen di Indonesia secara umum mencapai 1.700 ton per hari. Lebih dari seribu ton per hari dialokasikan untuk kebutuhan medis. Namun, mengingat tengah terjadi peningkatan kasus, pemerintah mengantisipasi menjadi 2.600 ton per hari.
"Kita sekarang antisipasi bisa naik 2.600 ton per hari," kata dia.
Maka, untuk mengatasi kebutuhan tersebut pemerintah akan melakukan impor gas oksigen dengan cepat. Ini dilakukan untuk menutupi kekurangan dari produksi gas oksigen dengan perkiraan kebutuhan yang terus naik.
"Kami akan melakukan impor oksigen dengan cepat untuk mengatasi gape," kata dia.
Pemerintah juga akan mengevaluasi kebutuhan gas oksigen secara nasional baik untuk medis maupun industri. Evaluasi ini bukan hanya untuk para produsen oksigen tetapi juga untuk sektor industri yang menggunakan gas oksigen.
Selain itu pemerintah juga berinisiatif untuk meminjamkan oksigen konsentrator kepada masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Jenis tabung oksigen yang akan digilir ini berukuran 5 liter sampai 10 liter.
"Selain ditaruh di rumah sakit, kita bisa set up dan dipinjamkan buat warga yang isoman. Kalau sudah sembuh ini nanti diambil lagi dan dipindahkan buat keluarga lainnya," kata dia mengakhiri.
Advertisement