Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil wholesale (yaitu penjualan dari pabrik ke dealer) pada Juni 2021 tumbuh sebesar 32,7 persen mom. Secara total, penjualan mobil tersebut tercatat mencapai 72.720 unit.
Hal ini berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gakindo).
Baca Juga
Jika dirinci penjualan mobil penumpang tumbuh sebesar 27,6 persen mom dengan penjualan sebanyak 54.306 unit. Dan penjualan mobil niaga tumbuh sebesar 50,5 persen mom dengan penjualan sebesar 18.414 unit.
Advertisement
Pertumbuhan penjualan mobil yang tinggi pada Juni 2021 terjadi karena low based effect akibat penerapan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sejak Maret hingga akhir Mei 2020. Penjualan pada bulan Juni 2020 sebanyak 12.623 unit, sudah meningkat dibandingkan angka terendah pada bulan April dan Mei 2020, yaitu masing-masing sebesar 7.868 dan 3.551 unit.
Secara kumulatif, total penjualan mobil pada Januari hingga Juni 2021 (6M21) tercatat sebesar 393.469 unit, atau tumbuh 50 persen secara yoy. Secara rinci, penjualan mobil penumpang tumbuh 46,2 persen yoy pada 6M21 dengan penjualan 291.190 unit. Sementara itu, penjualan mobil niaga tumbuh sebesar 65,5 persen yoy pada 6M21 dengan penjualan 102.279 unit
Gakindo berharap dengan adanya tren peningkatan ini proyeksi pertumbuhan penjualan mobil pada tahun 2021 tumbuh sebesar 39,5 persen dengan total penjualan sebanyak 742.150 unit.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penjualan Mobil Baru Anjlok 50 Persen Selama Pandemi
Industri otomotif menjadi salah satu sektor yang terdampak parah pandemi Covid-19. Menyusul anjloknya penjualan kendaraan mobil baru akibat penyebaran virus corona jenis baru tersebut.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto menyatakan, penurunan penjualan kendaraan mobil baru bahkan mencapai 50 persen. Angka tersebut setara 532.000 unit kendaraan.
"Tentunya penjualan kita drop sampai 532.000 unit atau hampir drop 50 persen," ungkapnya dalam webinar bertajuk Sektor Otomotif Nasional: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang, Kamis (10/6).
Beruntung, kata dia, memasuki pertengahan tahun ini penjualan kendaraan mobil baru terus mengalami peningkatan secara signifikan. Salah satunya dipicu oleh pemberian intensif berupa kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) efektif per 1 Maret lalu.
"Di bulan Maret April kita mengetahui dengan adanya PPnBM untuk kendaraan 1500 cc memang kita lihat lonjakan (penjualan) cukup tinggi di whosale. Yakni Menjadi 85.000 unit di Maret lalu," bebernya.
Maka dari itu, dia berharap tren peningkatan penjualan kendaraan bermotor tersebut terus berlanjut hingga akhir tahun mendatang. Sehingga target penjualan sebanyak 750.000 unit kendaraan bermotor di tahun ini bisa tercapai.
"Itu harapan kita," imbuh Jongkie mengakhiri.
Advertisement
Nilai Ekspor Otomotif Periode Januari-April 2021 Tembus USD 3,13 Miliar
Direktur Pengamanan Perdagangan Pradnyawati mengatakan sektor otomotif merupakan faktor penting, sebagai sektor yang menyumbangkan devisa ekspor kelima terbesar dari Indonesia yaitu setelah besi baja, mesin serta perlengkapan Electricity.
Pradnyawati menegaskan hal itu terbukti dari nilai ekspor sektor otomotif pada tahun 2020 yang mencapai nilai USD 6,6 miliar, kemudian di periode Januari-April 2021, sektor otomotif juga mencatatkan nilai ekspornya yang baik yakni sebesar USD 3,13 miliar.
“Karena kita mencatat bahwa sektor otomotif merupakan sektor andalan Indonesia, yang memberikan kontribusi yang cukup besar pada perekonomian Indonesia mungkin sekitar 13 persen dan kemudian dia juga menyumbangkan investasi yang cukup besar,” kata Pradnyawati, dalam Webinar "Sektor Otomotif Nasional : Mengubah Tantangan Menjadi Peluang", Kamis (10/6/2021).
Selain itu, sektor otomotif juga memberikan dampak yang luas kepada lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja secara langsung dan juga kepada 3,5 juta orang yang bekerja secara tidak langsung di sepanjang rantai nilai sektor otomotif.
Menurutnya, dampak positif tersebut muncul lantaran adanya proses vaksinasi covid-19 di seluruh dunia dan juga adanya optimisme masyarakat dunia akan perbaikan dari kondisi pandemi menuju kondisi masyarakat yang lebih sehat dan lebih aman.
“Kami berani mengatakan ini karena kami baru saja mengunjungi website unctad.org. Website tersebut mengatakan ini judulnya adalah Global trade’s recovery from COVID-19 crisis hits record high dalam laporan itu akan melaporkan optimisme bahwa perdagangan global itu mulai menggeliat, mulai bangkit,” jelasnya.