Sukses

Erick Thohir: Tahap Awal, 300 Ribu Paket Obat Covid-19 Dibagikan di Jawa dan Bali

Erick Thohir mengatakan bahwa pembagian 300 ribu pake obat terapi covid-19 ini sebagai jawaban bahwa negara hadir untuk rakyat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan segera menyebarkan 300 ribu paket obat terapi Covid-19 gratis untuk masyarakat yang sedang menjalani Isolasi Mandiri (Isoman). Pembagian paket obat tersebut mengacu pada data yang dimiliki oleh Puskesmas.

Rencananya, tahap awal pembagian paket obat terapi Covid-19 ini akan disalurkan ke wilayah Jawa dan Bali. Penyebarannya didukung oleh satuan TNI dari Kodam, Kodim, Koramil, Babinsa, serta diawasi oleh aparat desa dan petugas Puskesmas.

“Kami diberi tugas untuk memberikan suplai atau kepastian untuk pengadaan 300 ribu paket yang sudah digerakkan ini,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/7/2021).

Erick Thohir mengatakan bahwa bantuan tahap awal ini sebagai jawaban bahwa negara hadir untuk rakyat. Ini juga sekaligus menjawab isu yang beredar di masyarakat bahwa pasokan obat terapi Covid-19 mengalami kekurangan.

“Kita ingin rakyat sembuh dari covid-19, kita mau rakyat tidak kebingungan dengan isu kekurangan obat, makanya kita penetrasi dengan obat gratis ini secara baik,” katanya.

Terkait obat yang akan disalurkan dan cara penyalurannya, Ia mengatakan bahwa semuanya telah mengikuti aturan dan standar yang telah dibuat oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM. Dengan demikian ia meminta masyarakat untuk bersabar.

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Stok Obat Terpenuhi

Terkait kesediaan stok yang disebut-sebut sudah mulai habis di berbagai apotek, kementerian BUMN telah melakukan upaya penyampaian informasi ke masyarakat dengan meluncurkan website. Dengan demikian pihaknya menjamin kalau pasokan obat akan terpenuhi.

“Kami bersama Kemenkes sudah launching web, yang bisa diakses masyarakat untuk mengecek stok obat yang ada di apotek di bawah Kementerian BUMN,” katanya.

Sejauh ini, BUMN Farmasi diakui sedang memproduksi empat jenis obat dari total delapan jenis obat yang diperlukan sesuai standar.

“Kita terus distribusikan, kemarin kemenkes udah publikasikan beberapa obat ini bisa diakses oleh publik. Kita utamakan kesedian obat untuk masyarakat, yang didukung berbagai kementerian,” katanya.

Erick menambahkan, terkait ketersediaan obat bukan hanya tanggung jawab BUMN Farmasi, tapi disana juga terlibat perusahaan farmasi swasta. Kendati demikian, pihaknya mengaku juga memproduksi obat generik dengan harga yang terjangkau di bawah harga pasar.

“Ini bukan untuk menyaingi obat produksi perusahaan swasta, tapi ini untuk menjadikan satu, bahwa untuk memastikan ketersediaan obat bagi masyarakat,” katanya.

Sementara itu, untuk jenis obat yang sedang dicari banyak pihak seperti Tolizoma, pihak sedang membangun koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait izin agar obat tersebut bisa diproduksi di dalam negeri.